Senin, 07 Mei 2012

PROFIL UMUM PONDOK PESANTREN PUTRA RAUDLATUL ULUM



Adalah pak Syairozi berkeinginan membangun masjid untuk mengganti musholanya Pak. Suhad’ yang kecil juga berkeinginan membangun Pondok. Kemudian semua keluarga sepakat bahwa rumahnya KH. Syakur di jadikan pondok kemudian rumahnya di pindah ke kencong di jadikan pondok pesantren yang dinamai (pondok pesantren Raudlatul ulum). Kemudian katanya rumah tersebut di didirikan di timurnya sawo timurnya jalan, setelah sekian lama kemudian di pindah ke dekatnya masjid sebelah selatan, kemudian
pada tahun 1411 H, bulan Robi’ul Awal dipindah di selatan musholanya Agus Mahfudz. Jadi pondok raudlatul ulum itu sudah pindah tiga kali. Setelah pak Syairozi membangun pondok berkeinginan meneruskan cita-citanya membangun masjid. Pada suatu saat ada syayid datang, kemudian syayid tersebut Tanya kepada pak Syairozi; katanya anda ingin membuat masjid. Kemudia di jawab; ya. Tetapi saya tidak mempunyai apa-apa, kemudian syayid berkata; kalau begitu kamu sekarang saya sumbang uang 7 sen. Kalau sekarang kira-kira 7000. terus cepat-cepat kamu laksanakan pembangunan masjid tersebut. Kemudian pak Syairozi bingung, bagaimana bisa cepat-cepat membangun masjid. Kemudian pak syairozi menanam tembakau di sawah sebahu. Kemudian setelah menanam akhirnya panen terus di jual kepada Pak Niti Banar Kwagean, tembakau terjual dengan harga 700, kemudian di mulailah pembangunan masjid, dan diteruskan membeli rumah. di depan Pak Asmo Ali. Pembangunan masjid tadi di kerjakan atau ditukangi oleh Pak Munshorif Banaran Lor an Pak Kasidan Canggu. Kemudian pak Munshorif tidak mau di ongkosi sama sekali kalau pak Kasidan Canggu mau di ongkosi tapi hanya sekedarnya. Kalau pak samur dan orang-orang desa kencong sama membawa makanan sendiri-sendiri ketika membangun masjid. Ketika setelah dhuhur pak samur membawakan uang satu pikul yang bertujuan untuk memberikan kepada orang-orang yang bekerja membangun masjid tersebut. Setelah selesai membangun masjid, kemudian di hitung-hitung bahwa biaya pembangunan menghabiskan 700 pas. Padahal biaya haji pada waktu itu 500. jadi syayid yang memberi uang 7 sen tersebut ikut kelihatan 700 jadi 7 sen  jadi itu isyarah jikalau di belikan gamping, kemudian Bunyai Syairozi di beri rumah oleh pak Kyai Jombangan yang sekarang rumahnya bertempat di sebelah utaranya masjid yang di tempati agus Hamid. Pada waktu itu beliau masih di beri ujian oleh allah, karena sawah yang 2 bahu itu tidaj cukup di buat untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan ketika di musim hujan beliau masih menjual hasil kebun yang berupa daun pisang, dengan kerja keras seperti itu juga belum bisa mencukupi kebutuhan hidup beliau, jadi setiap sore beliau tidak makan karena kurangnya pemasukan, dan wiridannya biliau adalah membaca al-quran dan membaca kitab-kitab kuning. Setiap waktu pagi, dhuhur, magrib anak-anak sama mengaji ke beliau, jadi setiap jam lima beliau bangun membangunkan anak-anak santri terus kemudian jamaah subuh. Dan beliau juga sudah siap untuk mengajikan anak-anak tersebut. Adalah putra-putranya yang meneruskan perjuangan sang ayahanda yaitu, KH. Abdul Hadi, K, Sulhah, KH. Ahmadi, dan KH. Zamrodji. Sampai sekarang di lanjutkan oleh putra-putranya demi menegakkan ajaran agama islam.
Pengajaran kitab-kitab salaf/kuning  masih eksis sampa sekarang, sehingga keberadaanya sudah sangat di kenal di bebagai daerah, serta sudah meluluskan alumni - alumni yang handal dan mendapatkan hati di tengah-tengah masyarakat.

Visi
Membangun jasmani dan rohani dalam bidang pengajaran, sosial, budaya,  pelatihan, pengembangan, dan pembelajaran ilmu-ilmu agama islam.
Misi
  1. Turut partisipasi dalam pemberian pengajaran yang terbaik bagi masyarakat khususnya dan bangsa dalam ajaran agama islam
  2. Menggalang budaya Kesatuan dan Persatuan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
  3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dengan jalan sebaik-baiknya.
  4. Menyelenggaarakan kegiatan pendidikan agama islam yang paripurna bertanggungjawab, terhadap kehidupan diri sendiri, keluarga, agama, dan bangsa.
  5. Memperluasan / Penyebaran Aqidah, Faham dan ajaran – ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnan wal -Jama’ah dalam arti dan cara yang seluas-luasnya.
  6. Mempertinggi dan memperluas mutu dan penyebaran pendidikan Islam ( Budi pekerti luhur ) dan memperluas berlakunya, dalam praktek kehidupan sehari-hari menuju terciptanya masyarakat yang berakhlak Islamiyyah.
Tujuan
  1. Memberikan pendidikan dengan ajaran yang berbasis Islam menurut Ahlissunah wal-Jama’ah.
  2. Mengusahakan berlakunya ajaran Ahlis Sunah wal-Jama’ah dalam dunia pendidikan.
  3. Mencetak generasi yang terampil dan bermutu
  4. Mengusahakan peningkatan kesejahteraan hidup bangsa dalam kehidupan di dunia dan akhirat.


Program
  1. Memperluas cabang-cabang pendidikan
  2. Mempererat dan membangun tali silaturahim para alumni
  3. Mencari usaha baru dalam segala bidang
  4. Meningkatkan pengajaran ekstrkulikuler
  5. Membangun sarana dan prasarana pendidikan

Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top