Adalah pak Syairozi
berkeinginan membangun masjid untuk mengganti musholanya Pak. Suhad’ yang kecil
juga berkeinginan membangun Pondok. Kemudian semua keluarga sepakat bahwa
rumahnya KH. Syakur di jadikan pondok kemudian rumahnya di pindah ke kencong di
jadikan pondok pesantren yang dinamai (pondok pesantren Raudlatul ulum).
Kemudian katanya rumah tersebut di didirikan di timurnya sawo timurnya jalan,
setelah sekian lama kemudian di pindah ke dekatnya masjid sebelah selatan,
kemudian
pada tahun 1411 H, bulan Robi’ul Awal dipindah di selatan musholanya
Agus Mahfudz. Jadi pondok raudlatul ulum itu sudah pindah tiga kali. Setelah
pak Syairozi membangun pondok berkeinginan meneruskan cita-citanya membangun
masjid. Pada suatu saat ada syayid datang, kemudian syayid tersebut Tanya
kepada pak Syairozi; katanya anda ingin membuat masjid. Kemudia di jawab; ya.
Tetapi saya tidak mempunyai apa-apa, kemudian syayid berkata; kalau begitu kamu
sekarang saya sumbang uang 7 sen. Kalau sekarang kira-kira 7000. terus
cepat-cepat kamu laksanakan pembangunan masjid tersebut. Kemudian pak Syairozi
bingung, bagaimana bisa cepat-cepat membangun masjid. Kemudian pak syairozi
menanam tembakau di sawah sebahu. Kemudian setelah menanam akhirnya panen terus
di jual kepada Pak Niti Banar Kwagean, tembakau terjual dengan harga 700,
kemudian di mulailah pembangunan masjid, dan diteruskan membeli rumah. di depan
Pak Asmo Ali. Pembangunan masjid tadi di kerjakan atau ditukangi oleh Pak Munshorif
Banaran Lor an Pak Kasidan Canggu. Kemudian pak Munshorif tidak mau di ongkosi
sama sekali kalau pak Kasidan Canggu mau di ongkosi tapi hanya sekedarnya.
Kalau pak samur dan orang-orang desa kencong sama membawa makanan
sendiri-sendiri ketika membangun masjid. Ketika setelah dhuhur pak samur
membawakan uang satu pikul yang bertujuan untuk memberikan kepada orang-orang
yang bekerja membangun masjid tersebut. Setelah selesai membangun masjid,
kemudian di hitung-hitung bahwa biaya pembangunan menghabiskan 700 pas. Padahal
biaya haji pada waktu itu 500. jadi syayid yang memberi uang 7 sen tersebut
ikut kelihatan 700 jadi 7 sen jadi itu
isyarah jikalau di belikan gamping, kemudian Bunyai Syairozi di beri rumah oleh
pak Kyai Jombangan yang sekarang rumahnya bertempat di sebelah utaranya masjid
yang di tempati agus Hamid. Pada waktu itu beliau masih di beri ujian oleh
allah, karena sawah yang 2 bahu itu tidaj cukup di buat untuk memenuhi
kebutuhan hidup, dan ketika di musim hujan beliau masih menjual hasil kebun
yang berupa daun pisang, dengan kerja keras seperti itu juga belum bisa
mencukupi kebutuhan hidup beliau, jadi setiap sore beliau tidak makan karena
kurangnya pemasukan, dan wiridannya biliau adalah membaca al-quran dan membaca
kitab-kitab kuning. Setiap waktu pagi, dhuhur, magrib anak-anak sama mengaji ke
beliau, jadi setiap jam
Pengajaran kitab-kitab
salaf/kuning masih eksis sampa sekarang,
sehingga keberadaanya sudah sangat di kenal di bebagai daerah, serta sudah
meluluskan alumni - alumni yang handal dan mendapatkan hati di tengah-tengah
masyarakat.
Visi
Membangun jasmani dan rohani dalam
bidang pengajaran, sosial, budaya,
pelatihan, pengembangan, dan pembelajaran ilmu-ilmu agama islam.
Misi
- Turut partisipasi dalam pemberian pengajaran yang terbaik bagi masyarakat khususnya dan bangsa dalam ajaran agama islam
- Menggalang budaya Kesatuan dan Persatuan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
- Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dengan jalan sebaik-baiknya.
- Menyelenggaarakan kegiatan pendidikan agama islam yang paripurna bertanggungjawab, terhadap kehidupan diri sendiri, keluarga, agama, dan bangsa.
- Memperluasan / Penyebaran Aqidah, Faham dan ajaran – ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnan wal -Jama’ah dalam arti dan cara yang seluas-luasnya.
- Mempertinggi dan memperluas mutu dan penyebaran pendidikan Islam ( Budi pekerti luhur ) dan memperluas berlakunya, dalam praktek kehidupan sehari-hari menuju terciptanya masyarakat yang berakhlak Islamiyyah.
Tujuan
- Memberikan pendidikan dengan ajaran yang berbasis Islam menurut Ahlissunah wal-Jama’ah.
- Mengusahakan berlakunya ajaran Ahlis Sunah wal-Jama’ah dalam dunia pendidikan.
- Mencetak generasi yang terampil dan bermutu
- Mengusahakan peningkatan kesejahteraan hidup bangsa dalam kehidupan di dunia dan akhirat.
Program
- Memperluas cabang-cabang pendidikan
- Mempererat dan membangun tali silaturahim para alumni
- Mencari usaha baru dalam segala bidang
- Meningkatkan pengajaran ekstrkulikuler
- Membangun sarana dan prasarana pendidikan
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar