BAB
I
PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang
Semakin surutnya rasa cinta kepada para Sahabat Rasulullah SAW, kami
penulis sangat merasa tergugah untuk membuat ringkasan singkat salah satu
Khulafaurrasyidin yaitu Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq yang mana beliau adalah
orang yang konsisten dalam menerapkan sendi-sendi Ajaran Agama Islam.
Dengan kecerdasan, keuletan, kegigihan dan keyakinan yang kuat, beliau
adalah sosok yang patut kita teladani dalam mempertahankan Islam dari
rongrongan Nabi-nabi Palsu dan orang yang membangkang dalam menjalankan syariat
Islam.
Kondisi inilah beban berat dipundak sang Khalifah yang meneruskan estafet
kepemimpinan Nabiyullah Muhammad SAW, dan tak kalah pentingnya adalah
pengumpulan manuskrip-manuskrip Alquran yang berceceran di berbagai daerah
karena banyak Syuhada’ yang telah meninggal dunia karena perang mempertahankan
Iman, Islam, dan Ikhsan yang di Ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sampai titik
darah penghabisan.
Menurut pengamatan penulis, maka
pembahasan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq nanti sedikit bisa membantu para
pembaca untuk lebih giat lagi menelusuri jejak-jejak beliau, yang mana nanti
bias mengambil Uswatul Khasah bagi perkembangan Agama Islam yang kita cintai
ini.
Abu Bakar
ash-Shiddiq adalah sosok yang patut kita hormati karena beliau adalah salah
satu dawuhnya Nabi Muhammad SAW yang masuk surga, barang siapa yang mencintai
maka di Akhirat nanti bersama orang yang dicintai.
Maka dari semua apa yang nanti kami paparkan dalam makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya, umumnya bagi masyarakat umum.
A.2. Rumusan Masalah
Pembahasan makalah filsafat ini kami
fokuskan pada tema yang telah ditentukan oleh pembimbing, antara lain sebagai
berikut:
- Siapakah Abu Bakar ash-Shiddiq?
- Bagaiman riwayat hidup Abu Bakar ash-Shiddiq?
- Apa saja yang dilakukan Abu Bakar ash-Shiddiq?
- Apakah jasa yang ditorehkan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menegakkan Agama Islam?
A.3. Tujuan dan Manfaat
- Dapat mengetahui sejarah singkat biografi Abu Bakar ash-Shiddiq.
- Mengetahui masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
- Mengetahui jasa-jasa masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
- Mengambil manfaat apa yang yang dilakukan Abu Bakar ash-Shiddiq..
- Mempertajam akal fikiran manusia pada masa sekarang dengan mengetahui sepak terjang Abu Bakar ash-Shiddiq.
BAB II :
PEMBAHASAN
B.1.
Biografi Sayyidina Abu Bakat As-Siddiq
B.1.1. Nama dan Nasab Beliau Radhiallahu
‘Anhu
Nama Abu Bakar ash-Shiddiq
yang sesungguhnya adalah Abdullah bin Abu Quhafah – Usman – bin Amir bin Amru
bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr
al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam
pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam.
Dan ibunya adalah Ummu
al-Khair binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayahnya diberi
kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah.
Dan pada masa jahiliyyah Abu
Bakar ash-Shiddiq dijuluki Atiq, karena wajahnya yang cakep dan gagah
(sebagaimana hal itu dikatakan oleh Ibnu Ma’in, al-Laits bin Sa’ad dan juga
oleh putrinya Aisyah radhiallahu ‘anhum). Imam Thabari menyebutkan dari jalur
Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu
Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.
Mus’ab bin az-Zubair berkata,
‘Segenap ummah telah ijma’ tentang gelar yang diberikan kepada beliau
radhiallahu ‘anhu dengan ‘Ash-Shiddiq’ adalah karena beliau selalu membenarkan
apa yang diberitakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’.
B.1.2. Kelahiran dan Pertumbuhan Beliau
Beliau dilahirkan dua tahun
beberapa bulan setelah lahirnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
tumbuh di kota Makkah, dan beliau tidak
meninggalkan kota
tempat tinggalnya kecuali untuk tujuan berdagang. Beliau adalah penghulu suku
Quraisy, dan ahlu syura diantara mereka pada zaman jahiliyah.
Dan beliau juga terkenal
sebagai orang yang meninggalkan khomr pada masa jahiliyah, ketika beliau
ditanya :’Apaka engkau pernah meminum khomr dimasa jahiliyah ? beliau menjawab
: A’udzubillah (aku berlindung kepada Allah), kemudian beliau ditanya lagi,
‘Kenapa?’ , beliau menjawab : aku menjaga dan memelihara muru’ahku
(kehormatanku), apabila aku minum khomr maka hal itu akan menghilangkan
kehormatan dan muru’ahku. (lihat : Tarikh al-Khulafa’, hal: 32)
B.1.3. Karakter Fisik dan Akhlak Beliau
Abu Bakar adalah orang yang
bertubuh kurus, berkulit putih. ‘Aisyah menerangkan karakter bapaknya, “Beliau
berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya (sehingga
kainnya selalu turun dari pinggangnya), wajahnya selalu berkeringat, hitam warna
matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’ dan selalu mewarnai jenggotnya
dengan innai maupun katam.”
Begitulah karakteristik fisik
beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh
pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak
toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling mengerti
dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal kepada
Allah dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala
syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di
sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga allah meridhainya. Akan diterangkan
setelah ini hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.
B.1.4. Kisah Keislaman Beliau
Abu Bakar adalah lelaki yang
pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripada
beliau, adapun dari golongan anak-anak, Ali yang pertama kali masuk Islam,
sementara Zaid bin Haritsah adalah yang pertama kali memeluk Islam dari
golongan budak.
Ternyata keislaman Abu Bakar
paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin
dibandingakn dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan
semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk
mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad
bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah
radhiyallahu anhum.
Di awal keislamannya beliau
menginfakkan di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau
banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di jalan
Allah, seperti Bilal radhiyallahu anhu. Beliau selalu mengiringi Rosulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam selama di Makkah, bahkan dia lah yang mengiringi
beliau ketika bersembunyi di dalam gua dalam perjalanan hijrah hingga sampai ke
kota Madinah.
Di samping itu beliau juga mengikuti seluruh peperangan yang diikuti
Rosulullahu shalallahu ‘alaihi wa sallam baik perang Badar, Uhud, Khandaq,
Penaklukan kota
Makkah, Hunain maupun peperangan di Tabuk.
B.1.5. Istri-Istri dan Anak-Anak Beliau
Abu Bakar pernah menikahi
Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As’ad pada masa jahiliyyah dan dari
pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikah dengan
Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari
pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah.
Beliau juga menikah dengan
Asma’ binti Umais bin ma’add bin Taim al-Khatts’amiyyah, dan sebelumnya Asma’
diperistri oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahannya ini lahirlah
bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul
Hulaifah.
Beliau juga menikah dengan
Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj.
Abu Bakar pernah singgah di
rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting
putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut
dengan as-Sunuh hingga Rasullullah shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan
beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah shalallahu
‘alihi wa sallam. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Khultsum setelah
wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
B.1.6. Beberapa Keutamaan Beliau
Keutamaan Abu Bakar
ash-Shiddiq radhiyallahu anhu sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam
kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab
tarikh, namun disni akan dinukilkan sebagian apa yang telah di ringkas oleh
Doktor Muhammad as-Sayyid al-Wakil dalam kitabnya “Jaulah Tarikhiyah fi ‘asri
al-khulafa’ ar-Rasyidin”, dan beberapa kitab lainnya, diantaranya adalah :
·
Para Ulama Ahlus Sunnah telah
ijma’ bahwa manusia termulia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian Umar bin Khaththab, kemudian utsman bin
Affan, kemudian ‘Ali bin Abi Thalib, kemudian sepuluh orang sahabat yang di
khabarkan masuk surga, kemudian seluruh sahabat yang mengikuti perang Badar
(ahlu badar), kemudian para sahabat yang mengikuti perang Uhud, kemudian para
sahabat yang mengikuti Ba’iat Ridwan (ahlu bai’at), kemudian sahabat-sahabat
lainnya yang tidak termasuk sebelumnya.
·
Imam al-Bukhari meriwayatka dari
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata, ‘Kami memilih
orang-orang di masa nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kami memilih Abu
Bakar kemudian Umar, kemudian Utsman’. Dan Imam Ath-Thabari menambahkan di
kitabnya ‘Al-Kabir’ maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui hal itu
dan berkata : “Tidaklah seorang nabi pun kecuali ia memiliki dua wazir
(pendamping) dari penduduk langit dan dua wazir dari penduduk bumi, adapun
pendampingku dari penduduk langit adalah malaikat Jibril dan Mika’il, sedangkan
pendampingku dari penduduk bumi adalah Abu Bakar dan Umar”.
·
Dan Abu Ya’la menluarkan dari
‘Ammar bin Yasir radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “ Jibril baru saja datang kepadaku, maka aku berkata
: wahai Jibril khabarkan kepada saya tentang keutamaan Umar bin Khaththab, ia
(Jibril) menjawab, ‘kalaulah aku berbicara tentang keutamaan Umar selama –
lamanya Nabi Nuh tinggal bersama kaumnya – niscaya aku belum selesai dari
membicarakan keutamaan Umar, dan sesungguhnya keutamaan-keutamaan yang dimiliki
Umar hanyalah satu hasanah (kebaikan) dari kebaikan-kebaikan yang dimiliki Abu
Bakar”.
·
Beliau Adalah Sahabat Yang
Menemani Rasulullahu ‘alaihi wa sallam di Gua ketika Hijrah. Allah berfirman
dalam surat at-Taubah ayat 40 yang artinya, “Jikalau tidak menolongnya
(Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang
kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang
dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua , diwaktu dia berkata kepada
temannya, janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.”(at-Taubah:
40). ‘Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan ,
“Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”
·
Diriwayatkan dari al-Barra’ bin
Azib, ia berkata, “Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari
Azib dengan harga 10 dirham, maka Abu Bakar berkata kepada ‘Azib, Suruhlah
anakmu si Barra agar mangantarkan hewan tersebut.” Maka ‘Azib berkata, “Tidak,
hingga engkau menceritakan perjalananmu bersama Rosulullah ketka keluar dari
Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari-cari kalian.”
·
Abu Bakar berkata, “Kami berangkat
dari Makkah, berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu dhuhur,
maka aku mencari-cari tempat bernaung agar kami dapat istirahat di bawahnya,
ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat di situ
ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi shalallahu ‘alihi wa sallam,
kemudian aku katakan kepadanya,”Istirahatlah wahai Nabi Allah.” Maka beliaupun
beristirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku, apakah ada orang-orang
yang mencari kami datang mengintai. Tiba-tiba aku melihat ada seorang
penggembala kambing sedang mengiring kambingnya kebawah teduhan di bawah batu
tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya padanya, ”Siapa tuanmu
wahai budak?” Dia menjawab, “Budak milik si Fulan, seseorang dari suku
Quraisy.” Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya kemudian kutanyakan,
“Apakah kambingmu memiliki susu?” Dia menjawab , “Ya” lantas kukatakan, “Maukah
engkau memeras untuk kami?” Dia menjawab, “Ya” Maka dia mengambil salah satu
dari kambing-kambing tersebut, setelah itu kuperintahkan dia agar membersihkan
susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, maka dia menepuk
kedua telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah
mempersiapkan wadah yang di mulutnya dibalut kain menampung susu tersebut, maka
segera kutuangkan susu yang telah diperas itu ke tempat tersebut dan kutunggu
hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kehadapan Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya, “Minumlah
wahai Rasulullah.” Maka beliau mulai minum hingga kulihat beliau telah kenyang,
setelah itu kukatakan padanya, “Bukankah kita akan segera kembali ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ya!” akhirnya kami melanjutkan perjalanan
sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satupun yang
dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang mengendarai
kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah, “Orang ini telah berhasil mengejar
kita wahai Rasulullah,” namun beliau menjawab, “Jangan khawatir, sesungguhnya
Allah bersama kita.”
Diriwayatkan dari Anas dari
Abu Bakar radhiyallahu anhu beliau berkata, “Kukatakan kepada nabi shalallahu
‘alihi wa sallam ketika kami berada dalam gua, ‘Andai saja mereka (orang-orang
musyrikin) melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat.’ Rasul
menjawab, “Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia
sementara Allah menjadi yang ketiga.”
B.1.7. Wafat Beliau
Menurut para
`ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya
antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau
ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya
dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di
samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan
mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah
putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah
bin Ubaidillah.
B.2. Masa Kekhalifahan Beliau
Dalam riwayat al-Bukhari
diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu` anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu
Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah
Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid.
Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke
dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan
kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata :
“demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua
kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu,
berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar
sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah
wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu
Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa
diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah
mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan
tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman :
“Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)
Ibnu Abbas radhiyallahu`
anhuma berkata : “Demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa
Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua
orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang
mendengarnya melainkan melantunkannya.”
Sa`id bin Musayyab
rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya
aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak
kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku
mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah
meninggal.”
Dalam riwayat al-Bukhari lainnya,
Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap
mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin
Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan
kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu
Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara,
namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah,
yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat
bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara,
ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah
pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi
: “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan
dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah
pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah
suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka
baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami
akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami
dan paling dicintai Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan
membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang
berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar
berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)
Menurut `ulama ahli sejarah,
Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau
telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarang
Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Perkataan itu didengar
oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkan aku akan tetap menerima
jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang
telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa
silam.” Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.
Ketika Abu Bakar diangkat
sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum
muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan
untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki
kota Makkah
sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa
orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada
Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”
Maka Abu Quhafah berdiri dari
tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun
dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil
berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu
Quhafah dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan
rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.
Setelah itu datanglah beberapa
tokoh kota
Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan
al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar :
“Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu
Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah
orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik
dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya
kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat
berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali
hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang
yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada seorangpun
yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah
menyanjung pemimpin mereka tersebut.
B.3. Masa Kholifah Abu Bakar as- Shidiq
Masa
kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar as-Siddiq melakukan beberapa usaha dan
mencapai beberapa prestasi, dan setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah,
beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan
beliau jalankan.Di bawah ini kita kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkan
dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata:
Tugas pertama yang
dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal
Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena
Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat
sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain
Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi.
Permasalahan yang muncul pada
masa khalifah Abu Bakar, antara lain:
1. Gerakan Nabi Palsu
2. Gerakan Kaum Murtad
3. Gerakan Kaum Munafik
4. Munculnya Kaum yang enggan membayar zakat
Jasa-jasa Abu Bakar Ash-Shidiq, antara lain:
B.3.1. Memerangi Kaum Murtad
Segera setelah suksesi Abu Bakar as Shidiq , beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed menyatakan murtad atau membangkang kepada Kholifah baru dan sistim yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayara zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lama, yakni menyembah berhala . Suku-suku tersebut menyatakan bahwa hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu , kematian Nabi Muhammad saw menjadi alasan sehingga perjanjian tersebut tidak berlaku lagi.
Rasa kesukuan dan sifat patenalistik, yaitu tunduk secara membabi buta kepada pemimpinnya,juga menjadi penyebab timbulnya gerakan murtad ( Riddah ). Bangsa arab mempunyai rasa kesukuan yang sangat tinggi. masing-masing suku menganggap dirinyalah yang paling baik.
Nabi-nabi palsu yang ingin
menghancurkan Islam diantaranya.
- Al -Aswad al Ansi
- Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
- Malik bin Nuwairah
- Musailamah al Kazab
Al-
Anwad al Ansi memimpin pasukan suku Badui di Yaman. mereka berhasil
merebut Najran dan San'a. akan tetapi Al Aswad al Ansi terbunuh oleh saudara
gubernur Yaman.Ketika Zubair bin Awwam datang di Yaman Al Ansi telah terbunuh.
Pasukan Islam berhasil menguasi Yaman.
Thulaihah
bin Thuwailid al Asadi mengangap dirinya sebagai nabi. pengikutnya berasal
dari Bani Asad, Gatafan dan Bani Amir. Abu Bakar as Siddiq
mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid . pertempuran teradi
di dekat sumur Buzakhah. Pasukan muslim berhasil mengalahkakn
mereka.
Malik
bin Nuwairah merupakan pemimpin Bani Yarbu' dan Bani Tamim . Sepeninggal Nabi
Muhammad saw,mereka tidak mengakui Islam .Pasukan Khalid bin Walid kemudian
bergerak menuju perkampungan mereka . Dalam pertempuran yang sengit .Malik
bin Nuwairah mati terbunuh.
Musailamah al Kazab mengaku dirinya sebagai Nabi . Ia didukung oleh Bani
Hanifah di Yamamah. Ia mengawini Sajah yang mengaku sebagai nabi di kalangan
Kristen. mereka berhasil menyusun Pasukan dengan kekuatan 40.000 orang.
Khalifah Abu Bakar as Siddiq mengirimkan Ikrimah bin Abu Jahal dan
Syurahbil bin Hasanah . pada mulanya pasukan Islam terdesak. Akan tetapi
, pasukan bantuan mereka datang dipimpin Khalid bin Walid. Pasukan
Musailamah berhasil dikalahkan .10.000 orang kaum murtad mati terbunuh,
Ribuan kaum muslimin gugur dalam perang ini , termasuk penghafal Al-Qur'an.
Perang ini dinamakan Perang Yamamah dan merupakan yang paling besar
diantara perang melawan kaum murtad lainya.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan kaum murtad, pasukan muslim bergerak
menuju Bahrain, Oman
dan Yaman. Serangkain perang melawan kaum murtad tersebut dinamakan Perang
Riddah. Kemenangan dipihak kaum muslimin.
B.3.2. Kodifikasi Al-Qur'an
Hasil karya
masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan hingga
sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an tertulis dalam
berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas
saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat utama Kholifah Abu
Bakar as Siddiq.
Alasan Umar
bin Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah
Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah.
Abu Bakar juga berperan dalam
pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan
yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal
Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin
Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an.[13] Abu Bakar memproyekkan
pengumpulan dan penulisan ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai
pelaksananya. Hal ini dilakukan mengingat:
a.
Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur
dalam perang penumpasan orang-orang murtad.
b.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada
kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu sudah banyak yang rusak sehingga perlu
penyelamatan.
c.
Pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan
agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam sepanjang masa.
Setelah lengkap koleksi ini,
yang dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat
pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim
yang diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah,
anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa
pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an
hingga yang dikenal hingga saat ini.
Abu Bakar as
Siddiq bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dengan
menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
Setelah
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an selesai,mushaf disimpan Kholifah Abu Bakar as
Shiddiq. Setelah Abu Bakar as Siddiq meninggal dunia meninggal pada tanggal 23
Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan tanggal 23 Agustus 634 di Madinah
pada usia 63 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah Aishah di dekat masjid
Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW., dan mushaf tersebut disimpan oleh
Hafsah binti Umar , putri Umar bin Khattab dan salah seorang istri Rasulullah.
B.3.3. Perluasan Wilayah Islam
Tiga hal yang
menjadi pegangan utama para da'i atau tentara Islam saat memasuki daerah baru
adalah :
- Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan dilindungi.
- Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar Jizyah ( pajak perlindungan yang sangat ringan ) maka jiwa dan hartanya dilindungi.
- Jika menentang , mereka akan diperangi.
Ketiga itulah membuat para da'i atau tentara Islam disambut dengan
penuh sukacita ketika memasuki suatu wilayah baru. Bahkan rakyat suatu daerah
sangat mengharapkan kedatangan da'i atau tentara Islam. Hal itu menunjukkan
bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
Beberapa wilayah yang
menjadi penyebaran Islam adalah wilayah yang dikuasai Kekaisaran Persia da
Bizantium.Khalifah Abu Bakar as Siddiq mengirimkan dua panglima yaitu Khalid
bin Walid dan Musanna bin Harits. mereka mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainya yaitu Anbar,Daumatul Jandal dan Fars. Peperangan dihentikan setelah Abu Bakar as Siddiq
memeerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk
membantu pasukan muslim yang mengalami kesulitan menghadapi pasukan Bizantium
yang sangat besar.Komando pasukan dikemudian dipegang oelh Musanna bin
Haritsah.
Kekaisaran Bizantium
dujaidkan Kota Damaskus, suriah sebagai pusat pemerintahan di wilayah Arab dan
sekitarnya. untuk menghadapi mereka. Khlaifah Abu Bkaar as Siddiq mengirimkan
beberapa pasukan yaitu :
- Pasukan Yazid bin Abu Sufyan ke Damaskus
- Pasukan Amru bin As ke Palestina
- Pasukan Syurahbil bin Hasanah ke Yordania
- Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah ke Hims.
Ketiak itu
pasukan Islam berjumlah 18.000. Pasukan Romawi 240.000 orang. Menghadapi
jumlah pasukan yang sangat besar , pasukan muslim mengalami kesulitan.
Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin Walid berangkat menuju Syam.
Berjalanan mereka selama 18 hari melewati 2 padang sahara yang belum pernah dilewatinya.
Pertempuran
akhirnya pecah di pingggir sungai Yarmuk , sehingga dinamakan perang Yarmuk.
Ketika perang sedang terjadi ada kabar bahwa Abu Bakar meninggal . Beliau
digantikan Umar bin Khattab . Khalid bin Walid kemudian
digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Peperangan ini dimenangkan oleh
Pasukan Islam dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan Bizantium di Tanah
Arab.
BAB III
PENUTUP
C.1. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah
diatas, penulis mencoba mengambil beberap poin yang kami anggap penting,
mungkin nanti tidak akan sedetail mungkin. Sebagai poin utamanya antara lain
sebagai berikut:
1. Nama Abu Bakar ash-Shiddiq
yang sesungguhnya adalah Abdullah bin Abu Quhafah – Usman – bin Amir bin Amru
bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr
al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam
pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam. dan ibunya adalah
Ummu al-Khair binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayahnya
diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu
Bakar ash-Shiddiq dijuluki Atiq, karena wajahnya yang cakep dan gagah
(sebagaimana hal itu dikatakan oleh Ibnu Ma’in, al-Laits bin Sa’ad dan juga
oleh putrinya Aisyah radhiallahu ‘anhum). Imam Thabari menyebutkan dari jalur
Ibnu Luhai’ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu
Bakar), kedua Mu’taq dan ketiga Utaiq.Mus’ab bin az-Zubair berkata, ‘Segenap
ummah telah ijma’ tentang gelar yang diberikan kepada beliau radhiallahu ‘anhu
dengan ‘Ash-Shiddiq’ adalah karena beliau selalu membenarkan apa yang
diberitakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam’.
2. Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar
untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu
Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan
Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota
Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh
beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan
kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”.
3.
Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai
Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang
banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad,
pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati.
Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab,
Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi.
4. Hasil karya masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita
rasakan hingga sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an
tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini
dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat
utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.Alasan Umar bin Khattab mengusulkan
pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat adalah Banyaknya para
penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah.
5. Beberapa wilayah yang menjadi penyebaran Islam adalah wilayah yang
dikuasai Kekaisaran Persia da Bizantium.Khalifah Abu Bakar as Siddiq
mengirimkan dua panglima yaitu Khalid bin Walid dan Musanna bin Harits. mereka
mampu menguasai Hirah dan beberapa kota lainya
yaitu Anbar,Daumatul Jandal dan Fars.
Peperangan dihentikan setelah Abu Bakar as Siddiq memeerintahkan Khalid bin
Walid berangkat menuju Suriah. Ia diperintahkan untuk membantu pasukan
muslim yang mengalami kesulitan menghadapi pasukan Bizantium yang sangat
besar.Komando pasukan dikemudian dipegang oelh Musanna bin Haritsah.
C.2. Saran
- Jadikanlah Biografi singkat ini sebagai acuan untuk berjuang dijalan Allah SWT.
- Janganlah kamu meninggalkan jejak-jejak para pejuang Isalam dalam menegakkan Islam di muka bumi ini.
- Ilmu Biografi ini sangatlah bermanfaat untuk semua kalangan, sehingga jika kamu mau meneladani sirahnya, maka kebahagian akan selalu ada dalam hati kamu, dan yang namanya putus asa tidak akan ada dalam diri kamu.
- Cintailah para sahabat, berarti kamu mencintai Rasulullah, dan jika mencintai Rasulullah, maka kamu benar-benar mencintai Allah subhanahu wata’ala.
di tulis oleh : Syafa’at Mubari santri PPRU
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tarikh al-Khulafa’, Jaulah Tarikhiyah fi ‘Asri al-Khulafa’ ar-Rasyidin
karya DR. Muhammad as-Sayyid al-Wakil.
2.
Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur
Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir.
3.
Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Dan
lainnya
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar