Minggu, 09 Februari 2014

BAGAIMANA HUKUMNYA SESEORANG YANG MENGERJAKAN ILMU HAQIQOT, NAMUN TIDAK MENGERJAKAN ILMU SYARI’AT.

SOAL        : Bagaimana hukumnya seseorang yang mengerjakan ilmu haqiqot, namun tidak  Mengerjakan ilmu syari’at.



JAWAB     : Hukumnya haram, dan menjadi sesat.

Keterangan dari kitab : Kifayatu al-Atqiyaa
فِيْ كِفَايَةِ الأَتقِيَاءِ عَلَى مَنظُوْمَةِ الأَذْكِيَاءِ فِيْ شَرْحِ قَوْلِهِ :
فَكَذَا الْطَّرِيْقَةُ وَالْحَقِيْقَةُ يَا أَخِيْ * مِنْ غَيْرِ فِعْلِ شَرِيْعَةٍ لَنْ تحْصُلاَ.
وَنصُّهُ : فَالْمُؤْمِنُ وَإِنْ عَلَتْ دَرَجَتهُ وَارْتفَعَتْ مَنزِلَتهُ وَصَارَ مِنْ جُمْلَةِ الأَوْلِيَاءِ لاَ تسْقُطُ عَنْهُ الْعِبَادَاتُ الْمَفْرُوْضَةُ فِيْ الْقُرْآنِ وَالْسُّنَّةِ، وَمَنْ زَعَمَ أَنَّ مَنْ صَارَ وَليًّا وَوَصَلَ إِلَى الْحَقِيْقَةِ سَقَطَتْ عَنْهُ الْشَّرِيْعَةُ فَهُوَ ضَالٌّ مُضِلٌّ مُلْحِدٌ وَلَمْ تسْقُطْ الْعِبَادَةُ عَنِ الأَنبيَاءِ فَضْلاً عَنِ الأَوْليَاءِ، وَلَقَدْ صَحَّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّيْ حَتى تتوَرَّمَ قَدَمَاهُ، فَقِيْلَ لَهُ مَرَّةً أَلَمْ يَغْفِرِ اللهُ مَا تقَدَّمَ مِنْ ذَنبكَ وَمَا تأَخَّرَ ؟ قَالَ : أَفَلاَ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا ؟. اه. 
Kifayatu al-Atqiyaa ‘alaa mandhuumati al-Adzkiyaa : Thariqah dan haqiqah tanpa melaksanakan syari’ah tidak akan berhasil.

Penjelasannya sebagai berikut : Orang mukmin meskipun derajat dan kedudukannya tinggi serta termasuk kelompok wali, tidaklah gugur kewajibannya dalam melaaksanakan ibadah yang diwajibkan di dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Barang siapa menyangka : bahwa “ orang yang menjadi wali da telah sampai kepada haqiqah, bebaslah ia dari syari’ah “, maka orang tersebut sesat dan menyesatkan. Serta menjadi kafir. Karena para nabi tidak bebas dari kewajiban ibadah, apalagi para wali, tersebut dalam hadits shohih bahwa “ Rosululloh SAW senantiasa melaksanakan sholat, sehingga kedua telapak kakinya bengkak, kemudian pernah ditanyakan kepada beliau, “ Bukankah Alloh SWT telah mengampuni dosa Anda yang telah lalu dan yang akan datang ?, maka beliau menjawab “ Apakah aku tidak boleh menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur ?.
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top