Kamis, 24 April 2014

Jilbab; Antara Kesadaran dan Kesekedaran


Perempuan merupakan salah satu makhluk Allah yang diciptakan dengan bentuk tubuh yang indah. Semua dari tubuh perempuan memiliki nilai keindahan. Keindahan tersebut diciptakan bukan untuk dipamerkan, melainkan harus dijaga dengan mengenakan pakaian yang tertutup sempurna. Jika tubuh perempuan dipamerkan dengan tidak mengenakan pakaian yang tertutup sempurna, maka tubuh perempuan tidak lagi indah, justru akan menjadi malapetaka.
Karena akan mengundang nafsu yang akan membahayakan dirinya. Sesungguhnya keindahan tubuh perempuan adalah sesuatu yang rahasia. Semakin dirahasiakan, tubuh perempuan semakin indah.
Pakaian selain sebagai penutup tubuh, pakaian juga sebagai simbol martabat, kehormatan, dan kemuliaan seseorang. Jika tidak percaya, silakan Anda melepas pakaian Anda sekarang! Tidak perlu dilakukan, cukup bayangkan saja jika itu terjadi. Kira-kira apa yang akan terjadi pada diri Anda. Jika Anda seorang pemimpin, maka tamatlah kehormatan Anda sebagai pemimpin. Jika Anda sebagai umat muslim, hilanglah kemuliaan Anda sebagai umat muslim. Jika Anda manusia, hilanglah martabat Anda sebagai manusia.
Jadi, pakaian merupakan simbol yang menentukan siapa diri kita. Kita, para perempuan, sebagai muslimah memiliki simbol yang menentukan diri kita, apakah kita muslimah yang salehah atau tidak salehah. Simbol tersebut adalah jilbab. Jilbab adalah satu-satunya simbol bagi kita perempuan muslimah untuk menentukan kesalehan diri kita.
Namun, apa benar begitu? Pasti ada yang bertanya, jika memang jilbab sebagai simbol kesalehan perempuan, tapi kenapa ada perempuan yang mengenakan jilbab tapi akhlaknya buruk? Jawabannya, kita perlu membagi para perempuan yang mengenakan jilbab. Sebab, memang tidak semua perempuan yang mengenakan jilbab bisa dinilai sebagai perempuan yang memiliki akhlak mulia atau salehah. Karena ada perempuan yang mengenakan jilbab, tapi kelakuannya tidak baik.
Oleh sebab itu, perempuan yang mengenakan jilbab, ada yang sadar pada jilbabnya dan ada yang sekedar mengenakan saja tanpa menyadari apa dan untuk apa jilbab itu digunakan. Perempuan yang mengenakan jilbab dan sadar pada jilbabnya, dia pasti memliki akhlak yang mulia dan tentu salehah. Perempuan yang seperti ini biasanya, ketika setan membisikinya untuk melakukan kelakuan yang tidak baik, dia akan sadar seraya mengatakan, “saya kan mengenakan jilbab, masa’ saya melakukan keburukan ini” atau, “Saya malu pada jilbab saya jika melakukan hal buruk seperti ini”, atau, “Jilbab yang saya kenakan ini adalah benteng untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar syari’at”, atau, “Masa’ saya mangenakan jilbab tapi lekuk tubuhku tampak jelas di mata orang-orang”dan seterusnya.
Sementara perempuan yang sekedar mengenakan jilbab tanpa menyadari jilbabnya, dia biasa saja melakukan apapun bahkan dia melakukan hal yang buruk dalam keadaan berjilbab. Perempuan seperti ini biasanya mengenakan jilbab hanya sekedar untuk model saja. Dia mengenakan jilbab tujuan hanya ingin terlihat cantik. Sehingga terkadang dia musiman saja mangenakan jilbab, ketika pengajian mengenakannya tapi ketika jalan-jalan dilepas. Atau dia mengenakan jilbab karena aturan tapi setelah keluar dari aturan, dia melepas jilbabnya. Seperti seorang santri di pesantren atau mahasiswi di STAIN atau UIN, apakah mereka yang mengenakan jilbab sekarang bisa dijamin tetap istiqamah mengenakan jilbab meski berada di manapun ? Tergantung, apakah mereka sadar pada jilbabnya atau sekedar mnegenakan jilbab karena aturan sehingga ketika keluar akan melepasnya. Insyaallah, mereka mampu menjadikan jilbab sebagai symbol kesalehan mereka, karena mereka sadar pada jilbabnya.
Desawa ini, di kehiduapan luar, tertuama kbebasan bergaul dan berkekspresi, banyak perempuan muslimah yang telah terasuki pemahaman sekuler lebih memilih berpakaian modis dan trendy karena takut dikatakan ‘ketinggalan zaman’. Sehingga tak heran bila ada diantara mereka yang berjilbab tapi ternyata belumlah sempurna. Maklum saja jilbab yang mereka pakai ini hanya sekedar sebagai hiasan dengan ditambah pernak-pernik yang malah semakin jauh dari syarat yang ditetapkan Islam. Berjilbab dengan tetap dibalut pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuh atau celana jeans sudah bukan pemandangan asing bagi kita. Kelakuannya pun jauh dari akhlak mulia.
Jadi, meski jilbab sebagai simbol kesalehan perempuan, tapi belum tentu itu menunjukkan diri seorang perempuan muslimah yang salehah. Tapi yang pasti, perempuan muslimah yang berakhlak baik dan selehah pasti mengenakan jilbab.
Ciri-ciri jilbab kesadaran: 1. Cara pemakaiannya menutupi dari atas sampai bawah dada dengan sempurna, sehingga lekuk tubuhnya tidak tampak terlihat, 2. Meski jilbabnya modis, tapi tujuannya lebih untuk menutup aurat, 3. Selalu ingat pada jilbabnya ketika ada bisikan setan mengajak melakukan keburukan.
Ciri-ciri jilbab kesekedaran: 1. Cara pemakaiannya minimalis, tidak sampai menutup aurat dengan sempurna, sehingga lekuk dan warna tubuhnya tampak terlihat, 2. Tujuannya agar terlihat OK semata, 3. Ketika ada bisikan setan, tidak ingat pada jilbabnya sehingga melakukan keburukan dalam keadaan berjilbab. Na’udzubillah.
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top