I. SHOLAT AL-'IDAINI
Dari kata 'Idaini, sholat ini
mencakup dua kandungan sholat, sholat 'Idul Fitri (hari raya kecil) dan 'Idul
Adlha (hari raya besar). Masing-masing memiliki hukum sama, sunnah mu'akad
meskipun memiliki keutamaan yang berbeda. Idul 'Adlha lebih utama karena
perintah melakukan langsung dari al-Qur'an:
"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
".(Surat
Al-Kautsar: 3)
Dalam prakteknya, sholat ini
dilakukan sebanyak dua roka'at, baik dengan cara jama'ah ataupun dengan cara
sholat sendiri-sendiri. Namun, untuk jama'ah haji yang berada di tanah
Mina atau yang lain, yang lebih utama tidak berjama'ah, karena kesibukan
pada hari itu.
Untuk mendapatkan
kesempurnaan sholat, dianjurkan mengucapkan takbir pada setiap roka'atnya,
meskipun diperbolehkan dilakukan tanpa takbir (selain takbirotul ihram).
Adapun rukun, syarat, berikut
kesunahan-kesunahanya sama dengan sholat pada umumnya.
Waktu pelaksanaannya dimulai
ketika terbitnya matahari, namun disunnahkan di laksanaan pada saat
ketinggian matahari mencapai anak panah dan berakhir ketika waktu dzuhur tiba.
- Tata Cara
(Berlaku untuk 'Idul Adlha dan 'Idul Fitri)
- Takbirotul ihram disertai niat
أُصَلِّيْ
سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى/ لِعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالىَ
"Aku niat melakukan Sholat Sunah Idul Adlha/Idul
Fitri 2 roka'at karena Allah Ta'ala".
- Do'a Iftitah
- Membaca takbir sebanyak 7 x (selain takbirotul ihram) pada roka'at pertama dan membaca takbir sebanyak 5 x (selain takbir untuk pindah dari sujud ke berdiri) pada roka'at kedua dan disela-sela takbir satu dengan yang lain(baik roka'at pertama dan kedua) disunnahkan membaca
سُبْحَانَ
اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ , وَلَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَر
- Surat al-Fatihah
- Surat al-A'la/ surat Qof pada roka'at pertama dan al-Ghosyiyah / اقْتَرَبَتِ السَّاعَة pada roka'at kedua
- Khutbah 'Idain
Setelah selesai sholat, imam
disunahkan melakukan khutbah sebagaimana khutbah jum'at dalam rukun dan
kesunahannya. Namun, tidak ada persyaratan sebagaimana dalam khutbah jum'ah,
seperti menutup aurat, berdiri, suci, duduk diantara dua khutbah.
Untuk mendapatkan kesunahan, dan khutbah dianggap
sah setidaknya bisa isma' (bisa didengar) dan sima' (mendengarkan) secara bil fi'li[1].
- Kesunahan dalam khutbah 'Idain
- Membaca takbir 9 kali pada khutbah pertama dan membaca takbir 7 kali pada khutbah kedua secara berturut-turut. Anjuran takbir ini akan gugur, ketika sudah terlanjur melakukan rukun-rukun khutbah
- Khutbah berisi pengetahuan masalah Udlhiyyah (kurban) pada 'Idul Adlha, dan pengetahuan Fitrah pada 'Idul Fitri
- Takbir Hari Raya
Ketika matahari telah
tenggelam pada malam hari raya, saat itu lah kita disunnahkan untuk
mengumandangkan takbir di rumah-rumah, pasar dan yang lainnya. Dan kesunahan
ini akan tetap berlangsung sampai imam melakukan takbirotul ihrom Sholat Ied.
Sedangkan bagi yang tidak melakukan Sholat Ied berjama'ah (sholat sendiri),
anjuran untuk bertakbir habis dengan takbirotul ihromnya sendiri.
Sedangkan bagi orang yang tidak sholat 'Ied, kesunahan takbir berakhir ketika
memasuki waktu dzuhur. Takbir seperti inilah kemudian kita kenal dengan Takbir Mursal,
yang berlaku untuk 'Idul Fitri maupun 'Idul Adlha, walaupun yang lebih utama
adalah takbir pada malam 'Idul Fitri.
Selain itu, kita kenal takbir
Muqoyyad,
yaitu takbir setelah melakukan sholat fardlu, sunnah, dan jenazah. Takbir ini,
dimulai dari fajar malam 'Arafah sampai maghrib pada akhirnya hari tasyriq.
- Lafadz Takbir, Muqoyyad dan Mursal
~ Ringkas
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ
أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ, لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ, اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
~ Panjang
Dengan ditambahkan :
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا
نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا
إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ
وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ
وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
- Kesunahan dalam 'Idain
-
Mandi hari raya
Dimulai ketika lewat tengah malam, namun yang lebih utama
dilakukan setelah fajar, dan berakhir ketika matahari telah tenggelam
-
Berangkat pagi-pagi
-
Memakai wangi-wangian
-
Berhias memakai pakain yang bagus
-
Memakai baju putih, kecuali ada baju selain putih yang lebih baik
-
Berangakat melewati jalan yang lebih jauh, berjalan dengan tenang. Dan pulang
melewati pada jalan yang lebih dekat
-
Makan sebelum berangkat sholat Idul Fitri, yang utama makan kurma dalam jumlah
ganjil. Dan untuk sholat Idul Adlha, makan setelah pelaksaan sholat
-
Menghilangkan rambut, kuku, dan bau yang tidak sedap
-
Takbir
II. SHOLAT LAILATUL QODAR
Malam Lailatul Qodar
merupakan malam rahasia dimana Allah menentukan segala keberuntungan dan
musibah, malam dimana lebih baik dari pada seribu bulan yang tanpa ada lailatul
qodar. Selain itu, lailatul qodar merupakan suatu fadlilah khusus yang
diberikan oleh Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw dan akan tetap ada sampai
hari Qiamat.
Dalam malam Lailatul Qodar,
disunahkan untuk bersungguh-sungguh mencari guna mendapatkannya, yakni pada
sepuluh malam yang terakhir pada bulan Ramadlon.
Dalam keterangan sebuah hadits dijelaskan
أَنَّ
النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَخِيرِ فِي
كُلِّ وِتْرٍ
Sesungguhnya Nabi pernah bersabda: carilah Lalilatul
Qodar pada malam ganjil pada sepuluh malam yang terakhir
Selain itu dianjurkan untuk ihya' al-lail (menghidupkan
malam lailatul qodar) dengan melakukan berbagai macam ibadah dzikir, do'a dan
sholat. Secara ringkas dalam keutamaan Ihya' al-lail ini ada 3 tingkatan[2] :
- Tingkatan tertinggi adalah dengan melaksanakan sholat
~ Tata cara :
Sebagaimana dalam sebuah riwayat hadits
عن ابن عباس عن النبي
عليه الصلاة والسلام أنه قال مَنْ صَلَّى فِيْ لَيْلَةِ القَدَرِ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ
بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ مَرَّةً وَ الإِخْلاَصِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فَإِذَا
سَلَّمَ يَقُوْلُ
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً فَلَا يَقُوْمُ مِنْ مَقَامِهِ حَتَّى يَغْفِرَ اللهُ لَهُ
وَ لِأَبَوَيْهِ وَ يَبْعَثَ اللهُ تعالى مَلَائِكَةً إِلَى الجِناَنِ
يَغْرِسُ لَهُ الأَشْجَارَ وَ يَبْنُوْنَ القُصُوْرَ وَ يُجْرُوْنَ
الأَنْهَارَ وَ لَا يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَرَى ذَلِكَ كُلَّهُ
Diriwayatkkan dari ibni 'Abbas, bahwa Nabi pernah
bersabda "barang siapa yang melakukan sholat pada malam lailatul qodar dua
roka'at, dengan membaca fatihah pada setiap roka'atnya, surat al-ikhlas 70
kali, kemudian setelah salam membaca أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتُوْبُ
إِلَيْهِ 70 kali
maka ia dan kedua orang tuanya akan diampuni dosa-dosanya, lantas allah akan
mengutus malaikat untuk menanam pohon, membangun kerajaan, mengalirkan sungai,
dan ia tidak akan keluar dari dunia(mati) kecuali melihat semuanya itu[3]"
- Tingkatan kedua dengan memperbanyak dzikir
- Dan tingkatan yang terakhir dengan cara mengerjakan Sholat Isya' dan Sholat Subuh berjama'ah.
Disunnahkan ketika malam
lailatul qodar, memperbanyak do'a sebagai berikut
اللَّهُمَّ
إنَّك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّيْ
"Ya Allah, Engkau adalah Dzat Yang Maha Mengampuni
serta Maha Mulya, Engkau suka untuk memberi ampunan, maka ampunilah aku".
III. SHOLAT TARAWIH
Sholat Tarawih adalah sholat
sunah mu'akkad yang dilakukan setelah sholat Isya’*) sampai terbitnya fajar
shodiq dalam tiap-tiap malam pada bulan Ramadlan. Sholat ini dilakukan sebanyak
20 rakaat dengan melakukan salam dalam tiap dua roka'at[4].
- Tata cara
- Setiap kali hendak mendirikan sholat tarowih dalam tiap dua roka'at disunnahkan mengucapkan dengan suara keras الصَّلَاةَ وَالصَّلَاةَ atau وَهَلُمُّوا إلَى الصَّلَاةِ atau وَالصَّلَاةَ رَحِمَكُمْ اللَّهُ. atau الصَّلَاةَ جَامِعَةً
Kemudian jama’ah menjawab dengan bacaan :
لَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
- Takbirotul ihrom bersamaan dengan niat Sholat Tarawih dalam hati
Contoh niat:
أُصَلِّى
سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ إِمَاما / مَأْمُومًا للهِ تَعَالَى
"Aku niat melakukan Sholat Sunah Tarawih sebagai
imam/ma'mum karena Allah Ta'ala".
atau
أُصَلِّى
رَكْعَتَيْنِ من قِيَامِ رَمَضَانَ سُنَّةً إِمَاما / مَأْمُومًا للهِ تَعَالَى
Aku niat sholat sunnah dua rokaat dari Qiyamirromadlon
(mendirikan sholat dalam bulan Romadlon) sebagai imam/ma'mum karena Allah
Ta'ala
- Setelah membaca surat Al-Fatihah, yang lebih Afdlol adalah menghatamkan Al-Qur'an sesuai dengan runtutannya dalam sebulan. Dengan praktek dalam setiap malamnya membaca 2 hizib Al-Qur'an (1 juz), yaitu setiap raka'at membaca 1/20 nya 1 juz.[5] *)
- Melakukan sholat sebagimana mestinya dari kewajiban ataupun kesunahan
- Do’a Sholat Tarawih
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ
بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ.
وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى
مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ
اَللَّهْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْياَ زَاهِدِيْنَ. وَفِى الْاَخِرَةِ
رَاغِبِيْنَ. وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ
لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ. وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَفِى
الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَعَنِ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلَى
سَرِيْرَةِ الْكَارِيْمَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ
مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُوسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ.
وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ اَكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّيْنِ
شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ
وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ
وَالصِّدِّقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. وَحَسُنَ أُولَئِكَ
رَفِيْقًا. ذَلِكَ فَضْلٌ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِهِ عَلِيْمًا , إِنَّ اللهَ
وَمَلآَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ يَأَ يُّهَا الَّذِيْنَ
اَمَنُوْ صَلُّوْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا وَصَلَّى اللهُ عَلَى
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. دَعْوَاهُمْ
فِيْهَا سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلاَمٌ وَاَخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا وُضُوْ ئَناَ وَصَلاَ تَناَ وَقِياَ مَناَ
وَقِرَا ئَتَناَ
وَرُكُوْ عَناَ وَسُجُوْدَناَ وَقُعُوْدَناَ وَتَسْبِيْحَناَ وَتَهْلِيْلَنَا وَتَحْمِيْدَناَ وَخُشُوْعَناَ
وَتَضَرُّعَناَ وَلاَ تَضْرِبْ بِهاَ وُجُوْهَناَ يَا إِلَهَ الْعَا لَمِيْنَ
وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ.
"Ya Allah, jadikanlah kami (orang-orang) yang
imannya sempurna, dapat menunaikan segala fardlu, menjaga sholat, menunaikan
zakat, mencapai segala kebaikan di sisiMu, mengharap ampunanMu, senantiasa
memegang teguh petunjuk-petunjukMu, terlepas dari segala penyelewengan dan
zuhud di dunia dan mencintai amal untuk bekal di akhirat dan tabah dalam
menerima kepastianMu, mensyukuri segala anugrahMu, bersabar atas cobaanMu dan
semoga pada hari kiamat nanti kami berada dalam satu barisan di bawah naungan
panji-panji junjungan kita nabi Muhammad SAW. Dan sampai di telaga yang
sejuk, masuk di dalam surga, terhindar dari api neraka, dan duduk di
tahta kehormatan, didiampingi oleh bidadari surga, dan mengenakan baju-baju
kebesaran dari sutra berwarna-warni, menikmati santapan surga yang lezat, minum
susu dan madu yang suci bersih dalam gelas-gelas dan kendi-kendi yang tak
kunjung kering, bersama-sama dengan orang-orang yang telah Engkau karuniai
nikmat pada mereka dari golongan nabi, shiddiqin dan syuhada serta orang-orang
yang sholeh. Dan sebaik-baik mereka yang menjadi teman kami. Demikianlah
kemurahan Allah swt. dan kecukupan dari Allah Yang Maha Mengetahui.
Sesungguhnya Allah beserta para malaikatNya bershalawat kepada junjungan kita
nabi (Muhammad) SAW. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat-salamlah kalian
semua kepadanya (Nabi Muhammad SAW.) Dan mudah-mudahan rahmat ta'dzim dan
keselamatan senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya. Do'a mereka di
dalamnya(surga)ialah:"Subhanakallahumma" dan salam penghormatan
mereka ialah: "Salam" dan penutup doa mereka ialah:
"Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin".Ya Allah terimalah wudlu kami,
sholat kami, berdiri kami, bacaan kami, rukuk kami, sujud kami, duduk kami,
tasbih kami, tahlil kami, tahmid kami, khusyu' kami, merendah kami, dan
janganlah Engkau pukul wajah kami sebab amal-amal tersebut, wahai Tuhannya
seluruh alam dan wahai sebaik-baiknya penolong dengan rahmat-Mu wahai Dzat yang
paling rahmat diantara yang memberikan rahmat. Dan segala puji bagi Allah yang
menjadi Tuhan seluruh alam"
Referensi:
[1] Khotib benar-benar mengeraskan suara dan mampu
didengarkan seandainya mereka memperhatikan, Lihat : Hasyiah Jamal, Vol II Hal 92, dan Bujairomi al-Khotib,
Vol II Hal 201
[2] Syaikh Sulaiman bujairomi, Bujairomi 'Ala al-Khotib, Juz II
hal, 355, Dar Fikr
[3] 'Ustman bin hasan bin Ahmad as-Syakir, Durrah an-Nasihin,
hal 272, al-Hidayah
[4] Fathal
Mu'in Juz I Hal 265, Dar Fikr
*) Sekalipun sholat isya' dijama' taqdim dengan maghrib,
tetap boleh melakukan sholat tarawih setelahnya
[5] Sayid al-Bakriy ,I'anah Ath-Tholibin juz 1 hal. 267, Dar
al--Fikr dan Syaikh Sulaiman , Bujairomiy ala al-Khothib juz 1 hal.371,
Dar al-Fikr
*) Menghatamkan Al-Qur'an dalam satu bulan ini, bagi
orang yang hafal Al-Qur'an, sedangkan bagi yang tidak hafal keseluruhan
Al-Qur'an maka dengan membaca yang dihafalkan.
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar