Minggu, 17 November 2013

MEMBANGUN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SWASTA ( MADIN )

pondok kencong

Disusun oleh Ustadz Ahmad Khoiruddin 
BAB I
PENDAHULUAN
 
A.     Latar Belakang
Membahas masalah lembaga pendidika islam swasta khususnya  Madrasah Diniyah ( MADIN ) ini tak lepas dari Pondok Pesantren. Pondok Pesantren adalah suatu pendidikan agam islam yang tumbuh serta diakuai oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama yang santri-santrinya menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kepemimpinan seorang kyai atau beberapa kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik  serta independen dalam segala hal.
Untuk mendalami pengertian tentang lembaga islam swasta kita perlu memahami  latar belakang ( background ) kehidupan pondok pesantren dari berbagai seginya, melalui living reality-oriented approach ( pendekatan yang berorientasi pada kenyataan hidup )
 
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
                   a.      Pondok pesantren dan lembaga pendidikan didalamnya
                  b.      Sistem dan metode pengajaran
                   c.      Berbagai hal yang mempengaruinya
 
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
 
A. Pondok Pesantren
1. Latar Belakang Pondok Pesantren
            Pondok pesantren tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam masyarakat yang terdapat implikasi – implikasi yang mengambarkan sikap ulama-ulama indonesia sepanjang sejarah. Sejak negara kita dijajah oleh orang-orang barat, ulama-ulama kita bersifat noncooperation terhadap kaum penjajah serta mendidik santri-santri dengan sikap politis anti penjajah serta non kompromi terhadap mereka dalam bidang pendidikan agama pondok pesantren . dari segi kultural, ulama islam pada saat itu berusaha menghindarkan tradisi serta ajaran agam islam dari pengaruh kebudayaan barat, terutama yang dibawa oleh belanda.
            Oleh karena itu, pada masa penjajahan tersebut pondok pesantren menjadi satru-satunya lembaga pendidikan agam islam yang menggembleng kader-kader umat yang tangguh dan gigih mengembangkan agama serta menentang penjajah berkat jiwa islam yang berada dalam dada mereka. Jadi didalam pondok pesantren tersebut tertanam patriotisme disamping fanatisme agama yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada masa itu.
            Dengan demikian jelaslah bahwa pondok pesantren merupakan suatu sistem pendidikan islam yang tertua dinegara kita yang umurnya sudah ratusan tahun. Yang menjadi perhatian kita sekarang adalah : apakah sistem pendidikan pesantren yang telah dilembagakan oleh masyarakat dengan sikap politik- kultural masih dapat dipertahankan terhadap gerakan-gerakan modernisasi pendidikan dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan GBHN dn UU No. 2/ 1989.
            Sistem pondok pesantren selalu diselenggarakan dalam bentuk asrama atau kompleks asrama sehingga santri mendapatkan pendidikan dalam situasi lingkungansosial keagamaan yang kuat dengan ilmu pengetauan agama yang dilengkapi dengan tanpa ilmu umum. Ilmu pengetauan agama yang diajarkan itu sangat tergantung pada kegemaran atau keahlian kyai yang bersangkutan. Pada umumnya santri-santri dalam pondok didisiplinkan dalam mengamalkan ibadah sehari-hari, sehingga segi praktek keagamaan tampak lebih menonjol, sedangkan segi theoritikal kurang mendapat motivasi yang semestinya, terutam dalam soal kedisiplinan belajar. Kurikulumyang formal tesusun tidak terdapat didalam pondok-pondok yang masih memakai sistem lama. Metodik pengajaran juga terbatas pada pengajian ( baik sorokan maupun weton ) dalam pondok sistem lama tersebut dan pengajian inilah yang merupakan metode khas dari pondok pesantren yang asli. Dapat dikatakan bahwa pengarahan belajar anak didik tidak mendapatkan perhatian sewajarnya sehingga hanya santri yang berpembawaan cerdas saja yang dapat sukses menjadi alim sesuai dengan idaman mereka.
 
2. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren.
            Sebagaiman yang telah kami gambarkan diatas adalah lembaga pendidikan islam yang berdiri serta tumbuh dengan sendirinya dalam masyarakat, ini memiliki tujuan.
  1. Tujuan Umum :
“ Membentuk mubalig-mubalig indonesia yang berjiwa islam pancasilais yang bertaqwa, yang mampu baik dalam segi jasmani maupun rohani mengamalkan ajaran agama islam bagi kepentingan kebahagiaan hidup diri sendiri, keluarga masyarakat, dan bangsa serta negara Indonesia”.
  1. Tujuan Khusus :
    1. membina suasana hidup keagamaan dalam pondok pesantren sebaik mungkin sehingga berkesan pada jiwa anak didiknya (santri).
    2. Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran ilmu agama islam.
    3. Mengembangkan sikap beragama melalui praktek-praktek ibadah
    4. Mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam pondok pesantren dan sekitarnya.
    5. Memberikan pendidikan ketrampilan, civic, dan kesehatan olah raga kepada anak didik.
    6. Mengusahakan terwujudnya segala fasilitas dalam pondok pesantren yang memungkinkan pencapaian tujuan umum tersebut.
 
 3. Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren ( MADIN )
            Dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan dipondok pesantren ini memperhatikan sikap dasar para pendiri / pimpinan pondok pesantren sendiri yang telah menetapkan srategi sesuai keahlian dari kyai pendiri pondok pesantren tersebut, bilamana kyai yang bersangkutan ahli dan gemar ilmu pengetauan alat, maka pondoknya pun terkenal dengan pengetauan tersebut. Jadi tampaknya tidak mungkin kita paksakan suatu pembaharuan-pembaharuan yang bersikap radikal atas pondok pesantren tersebut. Segala usaha kearah itu harus kita lakukan melalui sistem pendekatan-pendekatan psikologis dan pendagogis. 
 
B. SISTEM DAN METODE
A. Pengertian Sistem Pendekatan Pengajaran Agama di Pondok Pesantren
            Pengertian sistem bisa diberikan terhadap suatu perangkat atau mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian yang satu dan lainnya saling berhubungan dan saling memperkuat. Jadi sistem adalah suatu sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Pengertian lainnya yang umum dipahami orang awam adalh bahwa sistem merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam penggunaannya tergantung pada berbagai faktor yang erat hubungannya dengan usaha pencapaian tujuan usaha tersebut.
            Bila kita mempergunakan istilah sistem pendidikan maka yang dimaksud adalah sarana berupa perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang berlangsung dalam pondok. Jika kita menggunakan istilah sistem pendekatan tentang metode pengajaran agama islam di indonesia maka pengertiannya adalah cara pendekatan dan penyampaian ajaran agama islam di Indonesia dalam ruang lingkup yang luas, tidak hanya terbatas pada pondok pesantren saja tetapi mencangkup lembaga-lembaga pendidikan formal baik madrasah maupun sekolah umum dan non formal seperti madrasah pondok pesantren.
 
 B. Metode Penyampaian Dalam Pengajaran Agama Di Pondok Pesantren
            Untuk mencapi suatu tujuan diperlukan suatu metode yang sangat oprasional juga yaitu metode penyajian materi pendidikan dan penngajaran yang menyangkut pendidikan agama islam dan ketrampilan dilembaga pendidikan pondok pesntren.
Adapun metode yang dapat dipergunakan dilingkungan pondok pesantren antara lain :
  1. Metode tanya jawab
  2. Metode diskusi
  3. Metode imla
  4. Metode muthola’ah
  5. Metode dialog
  6. Metode hafalan
  7. Metode pencontohan tingkah laku dll
 
C. Sistem Pendekatan Metodologis di Pondok Pesantren
            Ada beberapa sistem pendekatan dipondok pesantren yang didasarkan ilmu sosial antara lain :
  1. Pendekatan psikologis, pendekatan yang ditekankan pada dorongan-dorongan yang mampu mengerakkan daya kognitif ( menciptakan hal-hal yang baru ), konatif ( daya untuk berkemauan keras ) dan afektif ( kemampuan yang mengerakkan daya emosional )
  2. Pendekatan sosial kultural ditekankan pada usaha pengembangan sikap pribadi dan sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat yang berorientasi pada kebutuhan hidup yang semakin maju dalam berbudaya dan peradapan.
  3. Pendekatan religi yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan dan keimanan dalam pribadi anak didik.
  4. Pendekatan historis yang ditekankan pada usaha pengembangan pengetauan sikap dan nilai keagamaan melalui proses kesejahteraan.
  5. Pendekatan komparatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan hukum keagamaan yang ditetapkan selaras dengan situasi dan zamannya.
  6. Pendekatan filosofis yaitu pendekatan berdasarkan tujuan atau pandangan falsafah.
 
D. Prinsip-Prinsip Umum Dalam Proses Belajar Mengajar Agama diPondok Pesantren.
            Bertitik tolak dari sistem pendekatan tersebut diatas dalam proses belajar mengajar dilembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren perlu ditetapkan prinsip-prinsip berikut :
  1. Prinsip prasyarat. Prinsip ini menuntut pendidik untuk menyadari bahwa anak didik akan tergerak untuk mempelajari hal-hal  baru bila ia memiliki semua persyaratan yaitu antara lain dengan mengaitkan pengetauan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetauan yang dimiliki oleh pendidik.
  2. Prinsip memberi model. Prinsip ini menghendaki agar pendidik dalam belajar mengajar memberikan contoh yang dapat diamati oleh anak didik.
  3. Prinsip komunikasi terbuka prinsip yang menuntut agar pendidik mendorong anak didik lebih banyak mempelajari sesuatu dangan cara penyajian yang disusun sedemikian rupa sehingga pesan-pesan pendidk terbuka bagi anak didik dll
 
C. BERBAGAI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI
Semangat kerja disamping timbul dari diri pribadi manusia sendiri juga ada yang timbul disebabkan lingkungan. Faktor yang menyebabkan semangat antara lain :
1.      Volume upah yang dapat memenuhi kebutuhan individual
2.      Suasana yang mengairahkan kerja kerja, misal dengan menciptakan iklim kerja yang ditunjang dengan komunikasi demokrasi yang serasi.
3.      Penanaman sikap dan pengertian dikalangan pekerja tentang tujuan organisasi produksi atau program-program yang ditetapkan oleh pimpinan.
4.      Sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan harus benar-benar dapat diwujudkan dalam kenyataan.
5.      Suasana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik juga tempat ibadah.
 
Faktor-faktor yang melemahkan :
1.     Penghasilan yang tidak mencukupi sehari-hari
2.     Moralitas pimpinan yang runtuh
3.     Kurangnya sarana yang memadai. dll
 
KESIMPULAN
 
            Pondok pesatren merupakan lembaga pendidikan islam yang tertua di Indonesia, dengan metode yang tergantung dengan keahlian para kyainya lembaga tersebut bisa mencetak mental generasi islam yang tanguh dan tahan banting juga sdengan metode-metode yang beranega ragam bisa mencetak para mubalig-mubalig terkemuka.
Mungkin hanya itu yang bisa kami ulas jikalau ada kekurangan kami mohon para mau membenarkan atau menambah.
 
DAFTAR PUSAKA
  1. Darajat, Zakiyah. Ilmu jiwa agama. Bulan bintang. Jakarta. 1970
  2. Dawam raharjo, M. Pergulatan dunia pesantren. P3M. jakarta. 1985
  3. Dhofiier, Zamakhsyari. Tradisi pesantren.LP3ES. jakarta 1982
  4. Qutb, Muhammad. Sistem Pendidikan Islam. Terjemahan Salman Harun. Al-Ma’arif. Bandung. 1988
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top