Senin, 06 Januari 2014

PENGERTIAN METODE HAFALAN /MUKHAFADHOH

Metode Mukhafadhoh
            Sebelum membahas metode mukhfadhoh, perlu kami jelaskan mengenai metode itu sendiri.   
1. Pengertian Metode
a. Secara Etimologi
            Metode dalam bahasa arab dikenal dengan istilah thoriqah yang berarti langkah-langkah strategis yang diipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan.
Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. [ Ramayulis, TT, hlm:184]
            Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
b. Secara Terminologi
            Metode adalah cara – cara menyajikan bahan-bahan pengajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. [Diktat perencanaan sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, 2008, hlm:92].
            Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kopetensi tertentu yang dirumuskan silabus mata pelajaran.
2. Ciri-ciri Umum Metode yang Baik
            Banyak macam metode yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar, namun tidak semua metode dikatakan baik dan tidak semua metode dikatakn jelek. Kebaikan metode terletak pada ketepatan memilih sesuatu dengan tuntutan pembelajaran. Omar Muhammad al Toumi mengatakan terdapat beberapa ciri-ciri dari sebuah metode baik untuk pembelajan, yaitu :
1.      Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan ajaran akhlak islami yang mulia
2.      Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi
3.      Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis
4.      Tidak mereduksi materi bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi
5.      Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya
6.   Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhanproses pembelajaran [Diktat perencanaan sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, 2008, hlm93].

3. Prinsip-Prinsip Metode
            Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi, metode dalam proses belajar mengajar, yakni :
1.      Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan dasyat dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana mobil tanpa bahan bakar.
2.      Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo kepekaan yang tidak sama.
3.      Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan memperhatikan peluang sebenar-benarnya bagi partisipasi anak didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna ketimbang belajar verbalistik.
4.      Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritik atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.
5.      Prinsip menggembirakan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus  berkembang. Berkaitan dengan  kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir. [Diktat perencanaan sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, 2008, hlm:94].
            Selain prinsip diatas juga ada juga ada prinsip lain seperti prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.       Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri.
b.      Metode tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran.
c.       Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketaui oleh peserta didik.
d.      Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuan menyatukankegiatan pembelajaran ilmu.
e.   Metode tersebut harus memperhatikan pembedaan individual dan menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan fisik. [ Ramayulis, TT, hlm:189].
4. Faktor-faktor yang Mempengarui Pemilihan Metode
Pada prisipnya, tidak satupun metode yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang stadi. Mengapa? Karena, setiap metode pasti memiliki keungulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode. Berikut beberapa faktor yang mempengarui pemilihan dan penentuan metode antara lain :
1.      Tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai dari setiap kegiatan belajar mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengarui penentu metode, sebab metode tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya.
2.      Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa mempelajari dan kuasai oleh peserta didik.
3.      Peserta didik
Peserta didik sebagai subyek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.
4.      Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses pembelajaran diluar kelas atau dialam terbuka.
5.      Fasilitas
Fasilitas dapat mempengarui dan penentuan metode mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggupemilihan metode yang tepat.
6.      Guru
Setiap orang mempunyai kepribadian, kebiasaan, dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Kompentensi mengajar biasanya dipengarui pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar pendidikan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya, sedangkan guru yang berlatar belakang pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Jadi untuk menjadi guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional. [Diktat perencanaan sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, 2008, hlm:97].
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top