Rabu, 04 Desember 2013

Cara Memandikan Dan Mengkafani Mayit

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya, akhirnya penyusunan risalah yang berjudul Cara Memandikan Dan Mengkafani Mayit dapat terwujud.  

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata yang halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa yang kita harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti. Aamiin aamiin aamiin
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ، الأية...
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” ( Ali Imran: 185)
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Al-Jum’ah: 8)

            Maut paling dahsyatnya malapetaka, yang lebih parah lagi adalah melupakan akan kedatangannya. Juga bisa dikata: bahwa maut merupakan keadilan Allah SWT pada makhluk_Nya, sehingga mereka semua akan mencicipinya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk menyambutnya.
Dalam bahasan ini, tidak akan ditulis panjang lebar mengenai masalah mayit, akan tetapi diterangkan bagai mana proses memandikan dan mengkafani mayit. Semoga uraian nanti membawa manfaat dan barakah di dunia sampai di akhirat. Aamiin.


Kencong, 21 Nopember 2014 M

CARA MEMANDIKAN MAYIT

Sebelum mayit dimandikan, terlebih dahulu disediakan seperangkat alat mandi, seperti: daun kelor / sabun, air bersih, kapur barus, handuk dan lain-lain.
1.      Hal-hal yang penting diperhatikan:
a.       Orang yang memandikan harus sesama jenis
b.      Mayit laki-laki yang memandikan ahli waris ashobah
c.       Mayit perempuan yang memandikan orang perempuan yang mempunyai hubungan kerabat
d.      Orang yang memandikan dan yang membantunya harus mempunyai sifat amanah

2.      Tempat memandikan
a.       Sepi
b.      Ditaburi wewangian
c.       Mayit dibaringkan ketempat yang tinggi

3.      Etika memandikan
a.       Tidak boleh melihat auratnya
b.      Tidak boleh memegang aurat dengan tangan telanjang
c.       Mayit dibaringkan dan diletakkan ditempat yang agak tinggi
d.      Selur tubuh mayit ditutup
e.       Disunahkan menutup wajah mayit mulai awal hingga akhir
f.        Disunahkan memakai air dingin
g.       Orang yang memandikan disunahkan tidak melihat anggota aurat
h.       Orang yang memandikan harus sejenis

4.      Cara memandikan
Cara memandikan mayit ada empat:
a.       Cukup
b.      Sederhana
c.       Sempurna
d.      Sangat sempurna
Dalam kajian kursus ini, disini penulis hanya akan menerangkan cara yang sederhana Karena untuk meringkas keterangan dan praktiknya.

a. Cara yang sederhana
1.      Memandikan mayit didalam ruangan yang beratap dan sepi
2.      Kenakan pada mayit berupa pakaian yang jelek atau transparan
3.      Baringkan ditempat yang tinggi seperti amben agar tidak terkena percikan air dengan posisi menghadap qiblat dan bagian kepala agak tinggi agar air basuhan mudah turun
4.      Gunakan air asin yang dingin agar awet kecuali jika cuaca sangat dingin atau ada kotoran yang sulit dihilangkan, maka memakai air hangat
5.      Keluarkan kotoran yang ada didalam perut mayit dengan cara sbb:
a)      Dudukkan pelan-pelan dengan posisi punggung mayit agak condong kebelakang
b)      Sandarkan punggung mayit pada lutut kanan anda (orang yang memandikan)
c)      Peganglah pundak mayit dengan tangan kanan anda
d)      Sanggahkan leher belakang (gitok) mayit dengan ibu jari anda, agar kepala mayit tidak miring
e)      Pegang perut mayit dengan tangan kiri anda sambil diurut-urut dan diletakkan perlahan-lahan supaya kotoran yang berada dalam perut mayit bisa keluar sampai habis.
6.      Mayit diletakkan kembali keposisi terlentang kemudian dimiringkan kekiri untuk membersihkan qubul dan dubur
7.      Bersihkan qubul dan dubur mayit dengan menggunakan tangan kiri yang beralaskan kain.
8.      Bersihkan gigi dan lubang hidung mayit dengan jari telunjuk tangan kiri yang dibalut dengan kain yang bersih dan suci yang telah dibasahi. Jika tangan terkena kotoran qubul atau dubur mayit, maka harus disucikan dulu.
9.      Sunnah mewudluinya
نَوَيْتُ الْوُضُوءَ الْمَسْنُوْنَ لِهَذَا الْمَيَّتِ \ لِهَذِهِ الْمَيِّتِ للهِ تَعَالَى
“saya niat wudlu yang disunahkan untuk mayit ini karena Allah ta’ala”.
10.  Setelah mayit diwudlui barulah dimandikan dengan cara sbb:
a)      Basuhlah rambut kepala dan jenggot (lk) mayit
b)      Basuhlah badan mayit yang depan bagian kanan, mulai dari leher (pundak) hingga ujung kaki menggunakan air yang sudah dicanpur daun widara atau sabun, lalu diteruskan dengan bagian kiri, kemudian mayit dimiringkan kekiri untuk membasuh badan bagian kanan belakang, mulai dari pundak sampai ujung kaki, selanjutnya dimiringkan kekanan untuk membasuh bagian kiri belakang mulai dari pundak hingga ujung kaki.
c)      Bilaslah seluruh anggota badan mayit menggunakan air bersih. Mulai ujung rambut sampai ujung kaki.
d)      Basuhlah seluruh anggota badan mayit menggunakan air bersih yang dicampur kapur barus. Mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Pada basuhan ketiga (terahir) orang yang memandikan disunahkan niat mandi;
نَوَيْتُ أَدَاءَ الْغُسْلِ عَنْ هَذَا الْمَيَّتِ \ هَذِهِ الْمَيِّتِ للهِ تَعَالَى
“Saya niat memandikan mayit ini karena Allah ta’ala”.
Setelah mewudlui dan memandikan, disunahkan membaca do’a ini, bila laki-laki;
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِى وَإِيَّاهُ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهُ مِنَ المتطهرين، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهُ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، أَمِيْنَ.
Bila perempuan;
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِى وَإِيَّاهَا مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهَا مِنَ المتطهرين، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، أَمِيْنَ.
Selanjutnya mayit dihanduki, secara merat agar kafannya tidak basah karena hal itu dapat menyebabkan cepatnya pembusukan.
Disunahkan melemaskan otot-otot si mayit setelah dimandikan.

Catatan;
1.      Maksud cara memandikan ini hanyalah beda dalam segi jumlah pembasuhannya saja
2.      Urutan air pembasuh ada yang 3, 5, 7, 9 kali
·  Semua basuhan pertama disunahkan memakai daun widara, sabun dan atau sejenisnya. Basuhan kedua memakai air murni dan basuhan yang ketiga memakai air yang sudah dicampur sedikit kapur barus yang sekira tidak merubah keadaan air sambil disunahkan membaca niat mandi di atas.
·  Jika menginginkan basuhan 9 kali, maka pembasuhan di atas diulang 3 kali. Jika hanya menginginkan basuhan 5 kali maka urutannya sebagai berikut;
a.       Air yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
b.      Air pembilas
c.       Air bersih yang dicampur sedikit kapur barus
d.      Air bersih yang dicampur sedikit kapur barus.
e.       Air bersih yang dicampur sedikit kapur barus
Dan jika menghendaki 7 kali, maka sbb;
a.       Air yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
b.      Air pembilas
c.       Air yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
d.      Air pembilas
e.       Air yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
f.        Air yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
           
-------Semoga Bermanfaat------

CARA MENGKAFANI MAYIT

  1. KAFAN
Kain yang dibuat untuk mengkafani mayit adalah: kain yang diperbolehkan dipakai sewaktu hidup, maka haram bagi laki-laki atau khunsta dikafani dengan memakai kain sutera kecuali mayit laki-laki atau khunsta yang masih kecil, mayit yang hanya mempunyai kain sutera dan mayit syahid yang mengenakan kain sutera.
Dalam mengkafani mayit ada empat metode:
  1. Cukup
  2. Sederhana
  3. Sempurna
  4. Sangat sempurna
Dalam kajian kursus ini, disini penulis hanya akan menerangkan yang sempurna dan sangat sempurna. Karena untuk meringkas keterangan dan praktiknya.
1.      Cara yang sempurna
a.  Bila mayit laki-laki maka ada 2 cara:
               i.      Cara pertama:
Ø      Dua lembar kain
Ø      Satu lembar sarung (kain yang memanjang mulai pusar sampai bawah lutut)
Ø      Satu lembar baju kurung (kain yang memanjang mulai leher sampai telapak kaki)
Ø      Satu lembar sorban (kain yang di ikatkan dikepala)
       ii.            Cara kedua:
Ø      Tiga lembar kain yang sama panjangnya
Ø      Satu lembar baju kurung
Ø      Satu lembar sorban
b.      Bila mayit perempuan, maka gunakan tiga lembar kain yang sama ukurannya dan setiap lembar bisa meneutupi seluruh anggota tubuh mayit.
2.      Cara Yang Sangat Sempurna (Utama)
a.       Bila mayit laki-laki maka gunakan tiga lembar kain yang sama ukurannya dan setiap lembar bisa meneutupi seluruh anggota tubuh mayit.
b.       Bila mayit perempuan maka:
§               Dua lembar kain
§               Satu lembar baju kurung
§               Satu lembar sarung
§               Satu lembar kerudung (kain yang diikatkan kepala)

  1. METODE MENGKAFANI MAYIT
Cara praktis untuk mengkafani mayit sebagai berikut:
1.      Sebelum mayit selesai dimandikan, siapkan kain kafan yang terdiri dari: dua lembar kain kafan yang sama ukurannya, sarung, baju kurung serta sorban (laki-laki) dan kerudung (pr), sedangkan caranya sebagai berikut:
a.       Siapkan / hamparkan kain yang akan dibuat tali pengikat sesuai dengan yang dibutuhkan (di kepala, tangan, pinggang, lutut dan kaki) ditempat yang akan dihamparkan kain kafan.
b.      Hamparkan (dijeber) dua lembar kain yang sama panjangnya dengan membentangkan keempat sudutnya.
c.       Hamparkan kain yang akan dibuat baju kurung di atas dua lapis kain, letakkan pada posisinya masing-masing.
d.      Hamparkan kain yang akan dibuat sorban (lk) dan kerudung (pr) di tempat meletakkan kepala mayit.
e.       Hamparkan kain yang akan dibuat sarung di atas kain yang akan dibuat baju kurung sekiranya persisi pada tempatnya.
f.        Hamparkan kain yang akan dibuat pengikat pantatnya (kain yang dibelah kedua ujungnya seperti ikatannya perempuan Mustahadhah atau mirip bentuknya dengan swimpak).
2.      Olesi dengan minyak wangi pada setiap lembarnya (selain mayit yang ihrom).
3.      Angkat mayit dari tempat mandinya secara pelan-pelan dalam keadaan ditutupi.
4.      Terlentangkan mayit yang sudah dilap dengan handuk di atas kafan yang telah disiapkan
5.      Olesi tubuhnya dengan minyak wangi
6.      Sedekapkan kedua tangannya atau luruskan
7.      Tutuplah tiap-tiap lubang tembusan mayit dengan kapas yang sudah diberi minyak wangi dan juga semua anggota sujudnya serta sela-sela jarinya.
8.      Ikatlah pantatnya dengan sehelai kain yang ujungnya dibelah dua.
9.      Bungkuslah mayit dengan kain-kain yang telah disiapkan di bawahnya dengan urutan sebagai berikut:
a.       Lipatlah kain kafan yang dibuat sarungnya dari arah kiri mayit kearah kanan kemudian dari kanan kekiri
b.      Lipatlah kain kafan yang dibuat sorban dan kerudung
c.       Lipatlah kain kafan yang dibuat baju kurung mulai dari arah kiri mayit kearah kanan kemudian dari arah kanan mayit kekiri
d.      Lipatlah kain kafan yang satu dari arah kiri kekanan dan dari kanan kekiri
e.       Lipatlah kain kafan yang terahir (kain yang paling bawah / luar) dari arah kiri kekanan mayit dan dari kanan kekiri
      catatan: Dua lapisan terakhir bisa dilipat sekaligus.
f.        Ikatlah kedua ujung kain kafan dan bagian-bagian yang dibutuhkan agar waktu diangkat tidak lepas
Catatan:
Ø      Sunnah pocongan kepala lebih panjang dari yang ujung kaki
Ø      Untuk mayit perempuan ditambah ikatan dibagian dada
Ø      Tali pengikat berlaku bagi mayit yang bukan muhrim, jika muhrim maka tidak boleh diikat serta kepalanya terbuka (lk) dan wajahnya (pr)
g.       Mayit diletakkan di keranda, bagi yang memasukkan sunnah membaca:
بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top