Selasa, 03 Desember 2013

TERTAWA


Sering kita ketahui prilaku manusia yang mengalami perubahan secara drastis, yang semula dikenal sebagai orang yang sangat santun dan berakhlaqul karima, setelah beberapa waktu, sudah banyak terjadi perubahan yang sangat mencolok, seakan tidak ada lagi sisa kebaikan yang ada pada dirinya.
Dengan demikian perlu kita ketahui proses kemunduran akhlaq yang terjadi pada diri manusia, yang konon jarang sekali difahami, bahwa : beberapa hal tersebut bisa berakibat fatal.
            Berdasarkan konsep dari Shahabat Umar RA. Ada proses yang menyebabkan mundurnya akhlaq, yang bisa mengakibatkan kepada manusia cenderung semakin tinggi melakukan kemaksiatan.

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : مَنْ كَثرَ ضَحْكُهُ قَلَّتْ هَيْبَتهُ، وَمَنْ اسْتخَفَّ بالْنَّاسِ اسْتخِفَّ بهِ، ومن أكثر من شيئ عرف به، وَمَنْ كَثرَ كَلاَمُهُ كَثرَ سَقَطُهُ، وَمَنْ كَثرَ سَقَطُهُ قَلَّ حَيَائهُ، وَمَنْ قَلَّ حَيَائهُ قَلَّ وَرَعُهُ، وَمَنْ قَلَّ وَرَعُهُ مَاتَ قَلْبهُ.

Diceritakan dari Umar RA. : Barang siapa ketawa berlebihan, maka hilanglah kewibawaannya. Barang siapa suka meremehkan orang lain, maka dia akan diremehkan. Barang siapa banyak ngomongnya, maka banyak kesalahannya. Barang siapa banyak kesalahannya, maka sedikit rasa malunya. Barang siapa sedikit rasa malunya, maka matilah hatinya.
            Dengan demikian, yang kita takutkan bukan hanya sebatas ketawa dan melakukan kesalahan, melainkan hati yang mati, itulah yang perlu kita perhitungkan.
            Memang, terkadang orang akan merasa jenuh menghadapi pekerjaan yang bersifat monoton, tidak berfariasi. Di sinilah orang akan membutuhkan nuansa yang berbeda, dengan mencari sesuatu yang bersifat melucu dan sebagainya, memang, sesuatu yang bersifat lucu seakan tampak manis dan menyenangkan, akan tetapi di balik semua itu penuh racun yang menebar, yang berakibat hilangnya konsentrasi, dengan hilangnya konsentrasi, maka tidak jarang orang akan kehilangan akal yang sempurna.
            Dan timbullah pembicaraan banyak yang mengakibatkan munculnya kesalahan, dengan tanpa adanya kesadaran, : bahwa dia telah melakukan kesalahan. Semakin bingung pula untuk memulai dalam pembenahan diri, pun pula semakin merasa banyaknya kesalahan yang dimiliki, semakin terkesima dengan kesalahan itu, yang tanpa disadari akan menyebabkan orang tersebut semakin berani untuk melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, bahkan kadang semakin bangga, apabila bisa melakukan kemaksiatan, pelanggaran dan bahkan kejahatan yang semua itu ditimbulkan dari tidak adanya rasa malu yang bersarang dalam hatinya. Sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari Alloh. Dan itulah yang dinamakan hati yang keras. Dan perlu diketahui !, bahwa : sesungguhnya orang yang paling jauh dari Alloh adalah orang yang hatinya keras ( tidak mau mendengar dan menerima nasehat )

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum
Kencong Kepung Kediri
Jawa Timur.
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top