BAB I
PENDAHULUAN
A.1. LATAR BELAKANG
Walaupun banyak para ulama,
mengomentari kemukjizatan al-quran yang tidak habis-habisnya, karena memang
Al-Quran itu penuh dengan segudang rahasia yang tersembunyi, kami sebagai
mahasiswa STAIH Pare merasa ingin menganalisis walaupun menggunakan kepustakaan
demi tercapainya tugas yang di berikan kepada kami, maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Mukjizat itu adala suatu kejadian luar biasa yang disertai sikap
penentangan yang selamat dari penantangnya, mukjizat tersebut bisa berupa
sesuatu yang bisa di jangkau oleh indra dan bisa pula yang bersifat
intelektual. Kebanyakan mukjizat Bani Israil bersifat indrawi karena kedunguan
dan keminiman pengetahuan mereka. Adapun mukjizat umat islam bersifat
intelektual karena kecerdasan, kesempurnaan memahaman mereka dan di karenakan
syari’at ini akan tertulis secara abadi sepanjang masa sampai hari kiamat
kelak. Oleh karena itu bagi mahasiswa khususnya harus mengetahui kenapa
al-quran itu menjadi mukjizat dan apa alsan-alasanya. Karena banyak para
pemikir sekuler yang mengobrak-abrik keimanan kita dengan sumber Al-Quran.
A.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah materi dalam
makalah ini diarahkan pada pengertian Pembagian Dan Sistem Penilaian I’jaz Al-Quran, Pembagian I’jaz
Al-Quran, Pengertian I’jaz Al-Quran, Dasar dan Urgensi Pembahasan I’jaz
Al-Quran, Dasar pembahasan I’jaz Al-Quran Urgensi pembahasan I’jaz
Al-Quran, Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Quran, Mu’jizat Al-Quran
Berupa Gaya Bahasa, Ketelitian Redaksi, Perbedaan Pendapat tentang aspek-aspek
Mukjizat Al-Quran yang mana semua nanti
akan di bahas pada bab-bab berikutnya.
A.3. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan makalah ini untuk memahami
pentingnya Kewajiban bagi umat islam karena Al-Quran erat hubungannya dengan
kewajiban dalam keimanan Tauhid. Karena dengan mengetahui I’jaz Al-Quran,
manusia (khusunya orang islam) mengetahui bahwa kalamullah itu tetap terjaga
walaupun ditunkan 15 abad yang lalu. Manfaat bagi kita adalah bahwa yang
mengatakan Al-Quran itu makhluk adalah orang-orang yang dungu yang tidak tahu
sebenarnya akan keeksisanya Al-Quran, karena Al-Quran diturunkan bagi
orang-orang yang mempunyai intelektual yang lebih maju. Yang mana tujuan dan
manfaat utama nanti untuk membentuk manusia seutuhnya dengan berlandaskan Al-Quranul
Karim.
BAB II
PEMBAHASAN
B.1. Pembagian Dan Sistem Penilaian
I’jaz Al-Quran
B.2. Pembagian I’jaz Al-Quran
a.
Pengertian I’jaz Al-Quran
Kata i’jaz di
ambil dari kata kerja a’jaza-i’jaz[1]
yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Ini sejalan dengan firman
Allah SWT. Yang berbunyi :
y]yèt7sù ª!$# $\/#{äî ß]ysö7t Îû ÇÚöF{$# ¼çmtÎãÏ9 y#øx. ͺuqã nouäöqy ÏmÅzr& 4 tA$s% #ÓtLn=÷uq»t ßN÷yftãr& ÷br& tbqä.r& @÷WÏB #x»yd É>#{äóø9$# yͺuré'sù nouäöqy ÓÅr& ( yxt7ô¹r'sù z`ÏB tûüÏBÏ»¨Y9$# ÇÌÊÈ
Kemudian Allah menyuruh seekor burung
gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka
Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal.
Pelakunya yang melemahkan dinamai mu’jiz,
jika kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam
lawan, dinamai mukjizat. Tambahan
ta’ marbuthoh pada akhir kata itu mengandung makna mubalighoh.
Unsur-unsur
mu’jizat sebagaimana dijelaskan Quraish Shihab :
1.
Hal
atau peristiwa yang luar biasa
2.
Terjadi
atau di paparkan oleh seseorang yang mengaku nabi
3.
Mengandung
tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian
4.
Tantangan
tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
b.
Dasar dan Urgensi Pembahasan I’jaz
Al-Quran
a. Dasar pembahasan I’jaz Al-Quran
Di antara faktor yang mendasari urgensi pembahasan I’jaz Al-Quran adalah kenyataan bahwa persoalan ini merupakan salah satu
diantara cabang-cabang pokok pembahasan ulumul Qur’an.
b. Urgensi pembahasan I’jaz
Al-Quran
Urgensi pembahasan I’jaz
Al-Quran dapat di lihat dari
dua tataran
1.
Tataran teologis
Mempelajari i’jaz Al-Quran akan
semakin menambah keimanan seseorang muslim. Terutama kita isyarat-isyarat
ilmiah, yang merupakan salah satu aspek I’jaz Al-Quran , sudah dapat di
buktikan.
2.
Tataran akademis
Mempelajari I’jaz Al-Quran akan semakin memperkaya khasanah keilmuan
keislaman[2].
B.3. Sistem Penilaian
I’jaz Al-Quran
3.1. KONTEK LUGHOT ATAU BAHASA
Di sini penulis
menjelaskan sedikit i’jaz Al-Quran dalam segi lughot atau bahasa yang mana
keakurantan yang di informasikan Al-Quran tidak bisa di sangkal oleh siapapun
baik ilmuan islam sendiri maupun ilmuan barat yang mempunyai sifat Rasionalis.
Karena keagungan dan kesempurnaan Al-Quran itu bukan hanya diketahui atau
dirasakan oleh mereka yang mempercayai dan mengharapkan petunjuk-petunjuknya,
melainkan juga untuk semua orang yang mengenal secara dekat dengan Al-Quran.
Dan masih banyak lagi kei’jazan Al-Quran ini walaupun diporak porandakkan para
musuh islam tapi hasilnya tetap nol.
1.a. Bukti Historis Kegagalan
Menandingi Al-Quran
Al-Quran digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk
menantang orang-orang pada masanya dan generasi sesudahnya yang tidak
mempercayai kebenaran Alquran sebagai firman Allah dan risalah serta ajaranya
yang di bawa[3].
Nabi meminta kepada mereka yaitu bangsa arab
untuk menandingi Al-Quran dalam tiga tahapan.
1.
Mendatangkan semisal
Al-Quran. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Isra’ 88.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ
هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ
ظَهِيرًا (٨٨)
Katakanlah: "Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
2.
Mendatangkan sepuluh
surat yang sama, Sebagai mana firman Allah dalam surat Huud 13.
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ
مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ (١٣)
Bahkan mereka mengatakan:
"Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau
demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang
menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
3.
Mendatangkan satu surat
saja, Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqoroh 23.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا
بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٢٣)
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan
tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31]
satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
[31]
Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al
Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan
bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
Sejarah
telah membuktikan bahwa orang-orang arab ternyata gagal menandingi Al-Quran. di bawah ini beberapa
catatan sejarah yang memperlihatkan kegagalan mereka[4],
1.
Pemimpin Quraisy mengutus abu Al-Walid.
Seseorangsastra ulung yang tiada bandingnya untuk membuat sesuatu yang mirip
dengan Al-Quran, ketika Abu Al-Walid menghadapan dengan Rasulullah yang membaca
surat fusshilat , ia tercengang akan kehalusan dan keindahan gaya bahasa
Al-Quran dan iapun kembali ke kaumnya dengan tangan hampa.
2.
Musailamah bin habib al-khazdab mengaku menjadi
nabi, mempunyai Al-Quran yang di turunkan malaikat Rahman. Al-Qurannya antara
lain sebagai berikut:
وَالطَّاحِنَاتِ طَحْناً.
وَالعَاجِناَتِ عَجْنًا. وَالْخَابِزَاتِ خُبْزًا. وَالثَّارِدَاتِ ثَرْدًا.
..........الخ.
Artinya :
`` Demi perempuan penumpuk bahan roti dengan
tumbukan yang keras, demi pengadon roti dengan pengadon roti yang lembut, demi
tukang roti dengan rotinya, demi tukang bubur dengan buburnya………………………….. .``
وَالشَّاةِ
وَاَلْوَانِهاَ. وَعَجَبِهَا السَّوْدَاءِ وَاَلْبَانِهَا. وَالشَّاةِ السَّوْدَاءِ. وَاللَّبَنِ
الأَبْيَضِ. إِنَّهُ لَعَجَبٌ مَخْضٌ. وَقَدْ حَرُمَ الْمَذْقُ فَمَا لَكُمْ لاَ
تَجْتَمِعُوْنَ.
Artinya:
`` Demi
kambing betina dan warna kulitnya, demi warna kulitnya yang hitam dan
mengagumkan dan air susunya, demi kambing betina yang hitam warnanya dan
susunya berwarna putih, sungguh ia mengagumkan [karena berkulit] bersih.
Susunya tidak baik di campur dengan air. Kenapa kalian tidak berkumpul [untuk
melihatnya].``
Dan masih banyak lagi penanding-penanding Alquran,
yang mana gubahan di atas tidak mempunyai makna sama sekali.
3.
Al-Aswad Al-Unsi, juga mengaku menjadi nabi di
Yaman. Menduga bahwa wahyu turun kepadanya.
4.
Thulaikhah bin Khuailid Al-Asadi, juga mengaku
sebagai nabi dan Zdun Annun sebagai malaikatnya, salah satu ayat yang
diterimanya adalah:
إِنَّ الله لاَ يَصْنَعُ بِتَعْفِيْرِ وُجُوهِكُمْ. وَقُبْحِ أَدْبَارِكُمْ
شَيْأً . فَاذْكُرُوا اللهَ قِيَامًا. فَإِنَّ الرَّغْوةَ فَوْقَ الصَّرِيْحِ.
Artinya:
``
Sesungguhnya Allah tidak pernah menutupi wajah-wajah kalian; tidak pula sedikit
pun membuat bagian belakngmu jelek. Ingatlah allah ketika sedang berdiri.
Sesungguhnya buih itu berada di atas gumpalan air.``
Maksudnya untuk mengerjakan
sholat itu tidak perlu rukuk dan sujud, cukup hanya berdiri sambil mengingat
Allah.
5.
Abu Al-A’la
Al-Mu’arari, Al-Mutanabbi, Dan Ibnu Al-Muqoffa, juga berusaha menandingi Al-Quran. Namun sebelum memulai, mereka merasa malu kemudian memecah pena serta
merobek-robek kertasnya. Karena tiba-tiba anak kecil membaca ayat:
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ
الْمَاءُ وَقُضِيَ الأمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا
لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٤٤)
`` Dan difirmankan: "Hai bumi
telanlah airmu, dan Hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun
disurutkan, perintahpun diselesaikan[720] dan bahtera itupun
berlabuh di atas bukit Judi[721], dan dikatakan:
"Binasalah orang-orang yang
zalim." (QS.Huud,44)
[720]
Yakni: Allah telah melaksanakan janjinya dengan membinasakan orang-orang yang
kafir kepada Nabi Nuh a.s. dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.
[721]
Bukit Judi terletak di Armenia
sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia .
1.b. Bukti Mu’jizat Al-Quran Berupa Gaya Bahasa
Susunan gaya bahasa Al-Quran tidak sama dengan gaya bahasa manusia umumnya,
karena Al-Quran bahasanya bukan bentuk syair, ataupun puisi. Quraish Shihab
menjelaskan ciri-ciri gaya bahasa Al-Quran di lihat pada tiga poin[5].
1.
susunan kata dan kalimat Al-Quran
Poin ini menyangkut:
a. Nada dan Langgamnya yang unik
Walaupun Al-Quran bahasanya bukan bentuk syair, ataupun puisi, tetapi
terasa dan terdengar mempunyai keunikan irama dan ritmenya. Karena hal ini
huruf dari kata-kata Al-Quran melahirkan keserasihan bunyi dan dan kumpulan
kata-kata itu melahirkan keserasian irama: bacalah contoh surat An-Naziat
aayat 1-4.
وَالنَّازِعَاتِ
غَرْقًا (١)وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا (٢)وَالسَّابِحَاتِ سَبْحًا (٣)فَالسَّابِقَاتِ
سَبْقًا (٤)
b. Singkat dan Padat
contohnya simaklah surat Al-Baqoroh. 212.
............... 3 وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (٢١٢)
Ayat ini dapat
berarti:
1.
Allah memberi
rizqi kepada siapa yang di kehendakinya tanpa ada yang berhak mengatakan
mengapa.
2.
Allah memberi rizqi
kepada siapa yang di kehendakinya tanpa memperhitungkan pemberian itu.
3.
Allah memberi rizqi
kepada seseorang yang tidak dapat menduga kehadiran rizqi tersebut.
4.
Allah memberi rizqi
kepada seseorang tanpa menghitung terlebih dahulu.
5.
Allah memberi rizqi
kepada seseorang dalam jumlah yang amat banyak sehingga yang bersangkutan tidak
mampu untuk menghitungnya.
c.
memuaskan para pemikir dan orang awam
d.
memuaskan akal dan jiwa
e.
keindahan dan ketepatan maknanya
2.
Keseimbangan Redaksi[6]
a.
Keseimbangan antara jumlah bilangan dengan
antonimnya.
1. Al-Hidayah dan Al-Maut
masing-masing sebanyak 145 kali.
2. An-Naf dan Al-Mudharah
masing-masing sebanyak 50 kali.
3. Al-Har dan Al-Bard
masing-masing sebanyak 4 kali.
4. dan
lain-lain
b.
Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan
sinonim atau makna yang di kandungnya.
1. Al-Hars dan Az-Ziraah
masing-masing 14 kali.
2. Al-Ushb dan Adh-Dhurur
masing-masing 27 kali.
3. Adh-Dhallun dan Al-Mawta
masing-masing 17 kali.
4. dan
lain-lain.
c.
Keseimbangan antara jumlah bilangan kata
dengan jumlah kata yang menunjukkan
akibatnya
1. Al-Infaq dan Ar-Ridho
masing-masing 73 kali.
2. Al-Bukhl dan Al-Basyarah
masing-masing 12 kali.
3. Al-Kafirun dan An-Nar/Al-Ahraq
masing-masing 154 kali.
4. dan
lain-lain.
d.
Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan
kata penyebabnya.
1. Al-Isyraf dan As-Surrah
masing-masing 23 kali.
2. Al-Muawizdah dan Al-Lisan
masing-masing 25 kali.
3. Al-Asra dan Al-Harb dan Al-Barokat
masing-masing 6 kali.
4.
As-Salam dan At-Thoyyibah masing-masing 60 kali.
e.
Keseimbangan khusus.
1. Kata Yaum
dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali Al-Ayyam bentuk jamak berjumlah
30. kata sahr berjumlah 12 kali.
2. Al-Quran
menjelaskan langit ada tujuh.
3. Kata-kata
yang menunjukkan utusan tuhan baik rasul, nabi atau basyir atau nadzir
semua berjumlah 518.
f.
Ketelitian Redaksi
Sebagai contoh kata As-Sama’
dan Al-Abshar dalam arti indra manusia ditemukan dalam Al-Quran secara bergantian
berjumlah tiga belas kali. Dari jumlah tersebut bahwa kata as-sama’
selalu dalam bentuk mufrad dan selalu mendahului kata al-abshar yang
juga selau dalam bentuk jamak. Penggunaan bentuk demikian bukanlah suatu
kebetulan. Tapi pasti ada sesuatu dibalik penggandengan bentuk mufrad dan jamak
tersebut.
1.c. Bukti Perbedaan Pendapat tentang aspek-aspek
Mukjizat Al-Quran
Para ulama’ telah bebeda pendapat ketika menjelaskan aspek-aspek
kemu’jizatan Al-Quran. Antara lain;
c.1. Menurut Golongan Sharfah
Abu Ishaq Ibrahim An-Nizam dan pengikutnya kaum syiah berpendapat bahwa,
kemukjizatan Al-Quran adalah dengan cara sirfah [pemalingan] yang mana bahwa
allah memalingkan orang-orang arab untuk menantang Al-Quran, padahal sebenarnya
mereka mampu untuk menghadapinya.
Pendapat ini batil dan di tolak oleh Al-Quran sendiri dalam surat al-isra’
ayat 88.
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain".(QS,Al-Isra’.88 )
c.2. Imam Fahruddin
Kemukjizatan Al Quran terletak
pada kefasihan dan keunikan redaksi dan kesempurnaanya dari bentuk cacat.
c.3. Ibnu Athiyyah
Kemukjizatan Al Quran terletak pada runtutan makna-maknanya yang dalam, dan
kata-katanya yang fasih.
c.4. Ash-Shobuni
a.
Susunannya indah dan berbeda dengan karya-karya
yang ada dalam bahasa orang-orang arab
b.
Adanya uslub yang berbeda dengan uslub-uslub
bahasa arab
c.
Sifat keagungannya yang tak mungkin seseorang
untuk mendatangkan yang serupa denganya.
c.5. Quraish Shihab
a.
Aspek Keindahan Dan Ketelitian Redaksi-Redaksinya
Keseimbangan
antara jumlah bilangan dengan antonimnya, sebab akibatnya, dan keseimbangan
khusus lainya.
b. Berita
Tentang Hal-Hal Yang Ghoib
seperti
ceritanya Fir’aun mengejar-ngejar nabi musa.
Peperangan romawi dengan persia, dan lain-lain.
c.
Isyarat-Isyarat Ilmiah
1.
Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri dan cahaya bulan merupakan
pantulan;
Dia-lah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak . Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang yang mengetahui.(QS, Yunus,5)
2. Kurangya oksigen pada ketinggian dapat
menyesakkan nafas;
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya
Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki
langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS, Al-An’am125)
3. Perbedaan sidik jari manusia;
Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa
menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.
(QS, Al-Qiyamah, 75)
4. Aroma manusia berbeda-beda;
Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari
negeri Mesir) berkata ayah mereka: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf,
Sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)". (QS, Yusuf 64)
5. Adanya superego dan bawah sadar
manusia;
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas
dirinya sendiri. 15. meskipun Dia mengemukakan alasan-alasannya (QS. Al-Qiyamah 14-15)
6. Yang merasa nyeri adalah kulit;
Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap
kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(QS.
An-Nisa’, 56)
c.6. Sebagian Ulama’ lainnya.
Al-Quran itu mukjizat dengan balghohnya, yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada
bandingnya, mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmah yang sangat dalam. Antara
lain menyinggung masalah ilmu pengetahuan antara lain fisika, kimia, biologi,
farmasi, biologi, astronomi, geologi, psikologi, sosiologi, riset, demografi,
ekonomi, perdagangan dan lain-lain.
3.2. KONTEK I’JAZ DALAM SEGI
KEGAIBAN
Gaib adalah sesuatu yang tidak di ketahui, tidak
nyata atau tersembunyi. Jika anda menyimpan sesuatu dalam saku anda, atau
mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain, dan sesuatu itu baik dalam
saku anda ataupun dalam benak anda, itu adalah ghaib bagi orang lain, tapi
tidak bagi anda.
2.a. Informasi Ghaib masa lampau
Al-Quran mengisahkan banyak
peristiwa masa lampau. Tapi harus diakui bahwa sebagian dari kisah-kisahnya
tidak atau belum dapat dibuktikan kebenarannya hingga kini. Tetapi Al-Quran
yang telah terbukti kebenarannya secara teperinci, dapat dijadikan indikator
guna mendukung kecendrungan untuk membenarkan kisah-kisah lainnya yang belum
terbukti dan yang sebagian lainnya telah terbukti, antara lain melalui
penelitian Arkeologi.
Berikut ini contoh dari
informasi kisah-kisahnya yang telah terbukti;
1. Kaum ’Ad Dan Tsamud Dan
Kehancuran Kota Iram
Al-Quran berbicara tentang kaum
Tsamud dan ’Ad kepada mereka di utus nabi Sholeh dan Nabi Hud. Mereka
dihancurkan Allah dengan gempa dan angin ribut yang sangat dingin lagi kencang.
Hal ini dilukiskan oleh Surat Al-Haqqoh (69):4-7
2. Tenggelam dan Selamatnya
Badan Fir’aun
Dalam Al-Quran ditemukan sekitar
30 kali Allah Swt. Mengisahkan Musa dan Fir’aun-, suatu kisah yang tidak
dikenal masyarakat ketika itu, kecuali melalui kitab Perjanjian Lama, tetapi
satu hal yang menakjubkan adalah bahwa Nabi Muhammad melalui Al-Quran, telah
mengungkapkan suatu perincian yang sama sekali tidak diungkap oleh satu
kitabpun sebelumnya, peristiwa tersebut terjadi pada abad ke 12 SM sekitar
3.200 tahun yang lalu. Hal ini dilukiskan oleh Surat Yunus (10): 90-92
3. Ashhab Al-Kahfi
Keraguan msyarakat Arab Makkah
tentang kenabian Muhammad Aaw. Dan Al-Quran terus berlanjut. Mereka mengutus
tiga orang untuk menemui tokoh agama Najran guna meminta tanggapan mereka
tentang Muhammad[7].
Maka tokoh yahudi mengusulkan agar kaum musyrikin makkah bertanya kepada nabi
tentang tiga hal. Jika menjwabnya baik, dia seorang nabi dan jika menduga tahu,
dia berbohong. Ketiga hal tersebuta adalah :
1.
Kisah kelompok muda yang masuk berlindung dan
tertidur sekian lama, berapa jumlah mereka dan siapa atau apa yang bersama
mereka?
2.
Kisah musa ketika di perintahkan untuk belajar
3.
Kisah seorang penjelajah ke timur dan ke barat
4.
adapun yang keempat ini jika dia mengetahuinya
berarti bohong. Adalah kapan hari kiamat akan terjadi.
Keempat pertanyaan mereka itu
terjawab melalui wahyu Al-Quran surat ke 18 (Al-Kahfi)
Informasi yang disampaikan Al-Quran
memang sulit di lacak tapi para ilmuan, sejarawan dengan informasi ini yakin
apabila para pemuda yang berlindung itu menghindar dari ketetapan penguasa yang dikeluarkan apda 112 M itu, dan mereka
tidur selama 300 tahun, ini berarti mereka terbangun dari tidur sekitar
tahun 412, yakni pada masa pemerintah
Theodusius (408-451) yang membebaskan
orang-orang kristen dari penindasan[8].
2.b. Al-Quran Jiplaan
2.c. Informasi Ghaib masa akan datang
1. Kemenangan Romawi atas Persia
setelah kekalahannya
2. Kasus Al-Walid bin Mughirah
3. Kasus Abu Jahal
Demikian Pemaparan makalah Ulumul Quran semoga bisa bermanfaat bagi
penyusun umumnya bagi semua mahasiswa.
BAB III : PENUTUP
C.1. Kesimpulan
Dari
penjabaran pembahasan diatas, kami penulis menyimpulkan beberapa poin sebagai
berikut:
- Dengan mempelajari I’jaz Al-Quran akan semakin tahu tentang kemurnian Al-Quran karena dilihat dari berbagai aspek. Baik secara penelitian, akademis, dan Historis.
- Dengan adanya I’Jaz Al-Quran kita semakin tahu siapa yang benar dan siapa yang dholim
- Dengan adanya I’Jaz Al-Quran kita mengetahui mana yang dinamakan I’Jaz Al-Quran dan mana yang tidak.
- Dengan adanya ilmu I’Jaz Al-Quran kita bisa berfikir secara intelektual dan transparan.
- Dengan adanya I’Jaz Al-Quran, kemukjizatan Al-Quran tetap terjaga dan tidak dikotori oleh orang-orang yang bertanggung jawab.
C.2. Saran
- Pelajarilah ilmu I’Jaz Al-Quran mulai dari dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
- Dengan adanya I’Jaz Al-Quran akan terbentuklah mahasiswa dan masyarakat yang mempunyai norma dan etika yang timbul dari pribadi masing-masing.
- Supaya anak-anak kita mempunyai ilmu Al-Quran yang baik maka ajarilah mulai sedini mungkin.
- Yang terpenting lagi adalah bagaimana kita dan semua masyarakat mempunyai kecintaan terhadap Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dan disampaikan kepada kita.
- Tanamkanlah selalu Al-Quran ada dalam hati kita.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anwar,
Rosihon DR.M.Ag. Ilmu Tafsir cet. IV CV. Pustaka Setia, Bandung ; 2008
2.
Al-Qattan, Mann’ Khalil diterjemahkan dari bahasa arab oleh Muzdaqir
Drs. AS. Studi Ilmu-ilmu Quran PT. Litera AntarNusa, Halim Jaya. Bogor
2009
3.
Imam Jalaluddin As Suyuthi alih bahasa Farikh
Marzuqi Ammar,Lc,MA. Imam Fauzi Jaiz, Lc, Samudra Ulumul Quran Jilid IV
PT. Bina Ilmu Surabaya ; 2006
4.
Supiana, Drs. M.Ag. Karman. M.Ag. Ulumul Quran,
Pustaka Islamika. Bandung; 2002
Sebagian ayat Al-Qur’an tidak
saya tulis, mohon ke ikhlasannya.
[1].
Supiana, Drs. M.Ag. Karman. M.Ag. Ulumul Quran,
Pustaka Islamika. Bandung ;
2002
[3].
Imam Jalaluddin As Suyuthi alih bahasa Farikh
Marzuqi Ammar,Lc,MA. Imam Fauzi Jaiz, Lc, Samudra Ulumul Quran Jilid IV
PT. Bina Ilmu Surabaya
; 2006
[4]. Imam Jalaluddin
As Suyuthi alih bahasa Farikh Marzuqi Ammar,Lc,MA. Imam Fauzi Jaiz, Lc, Samudra
Ulumul Quran Jilid IV PT. Bina Ilmu Surabaya
; 2006
[5]. Al-Qattan,
Mann’ Khalil diterjemahkan dari bahasa arab oleh Muzdaqir Drs. AS. Studi
Ilmu-ilmu Quran PT. Litera AntarNusa, Halim Jaya. Bogor 2009
[6]. Al-Qattan, Mann’ Khalil diterjemahkan dari bahasa arab oleh Muzdaqir
Drs. AS. Studi Ilmu-ilmu Quran PT. Litera AntarNusa, Halim Jaya. Bogor
2009
[7].
Anwar, Rosihon DR.M.Ag. Ilmu
Tafsir cet. IV CV. Pustaka Setia, Bandung
; 2008
[8].
Anwar, Rosihon DR.M.Ag. Ilmu
Tafsir cet. IV CV. Pustaka Setia, Bandung
; 2008
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar