بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya, akhirnya penyusunan risalah yang
berjudul Cara Memandikan Dan Mengkafani
Mayit dapat terwujud.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah
kepada kita tentang tutur kata yang halus, prilaku yang santun, sifat yang
mulia, bahkan yang senantiasa yang kita harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat
nanti. Aamiin aamiin aamiin
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ، الأية...
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” ( Ali Imran:
185)
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ
بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Al-Jum’ah: 8)
Maut paling dahsyatnya malapetaka,
yang lebih parah lagi adalah melupakan akan kedatangannya. Juga bisa dikata:
bahwa maut merupakan keadilan Allah SWT pada makhluk_Nya, sehingga mereka semua
akan mencicipinya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk menyambutnya.
Dalam bahasan ini, tidak akan ditulis panjang
lebar mengenai masalah mayit, akan tetapi diterangkan bagai mana proses memandikan
dan mengkafani mayit. Semoga uraian nanti membawa manfaat dan barakah di dunia
sampai di akhirat. Aamiin.
Kencong, 21 Nopember 2014 M
CARA MEMANDIKAN MAYIT
Sebelum mayit dimandikan, terlebih dahulu
disediakan seperangkat alat mandi, seperti: daun kelor / sabun, air bersih,
kapur barus, handuk dan lain-lain.
1.
Hal-hal yang penting diperhatikan:
a.
Orang yang memandikan harus sesama jenis
b.
Mayit laki-laki yang memandikan ahli waris
ashobah
c.
Mayit perempuan yang memandikan orang perempuan
yang mempunyai hubungan kerabat
d.
Orang yang memandikan dan yang membantunya harus
mempunyai sifat amanah
2.
Tempat memandikan
a.
Sepi
b.
Ditaburi wewangian
c.
Mayit dibaringkan ketempat yang tinggi
3.
Etika memandikan
a.
Tidak boleh melihat auratnya
b.
Tidak boleh memegang aurat dengan tangan
telanjang
c.
Mayit dibaringkan dan diletakkan ditempat yang
agak tinggi
d.
Selur tubuh mayit ditutup
e.
Disunahkan menutup wajah mayit mulai awal hingga
akhir
f.
Disunahkan memakai air dingin
g.
Orang yang memandikan disunahkan tidak melihat
anggota aurat
h.
Orang yang memandikan harus sejenis
4.
Cara memandikan
Cara memandikan mayit ada empat:
a.
Cukup
b.
Sederhana
c.
Sempurna
d.
Sangat sempurna
Dalam kajian kursus ini, disini penulis hanya
akan menerangkan cara yang sederhana Karena untuk meringkas keterangan dan
praktiknya.
a. Cara yang
sederhana
1.
Memandikan mayit didalam ruangan yang beratap
dan sepi
2.
Kenakan pada mayit berupa pakaian yang jelek
atau transparan
3.
Baringkan ditempat yang tinggi seperti amben
agar tidak terkena percikan air dengan posisi menghadap qiblat dan bagian
kepala agak tinggi agar air basuhan mudah turun
4.
Gunakan air asin yang dingin agar awet kecuali
jika cuaca sangat dingin atau ada kotoran yang sulit dihilangkan, maka memakai
air hangat
5.
Keluarkan kotoran yang ada didalam perut mayit
dengan cara sbb:
a)
Dudukkan pelan-pelan dengan posisi punggung
mayit agak condong kebelakang
b)
Sandarkan punggung mayit pada lutut kanan anda
(orang yang memandikan)
c)
Peganglah pundak mayit dengan tangan kanan anda
d)
Sanggahkan leher belakang (gitok) mayit dengan
ibu jari anda, agar kepala mayit tidak miring
e)
Pegang perut mayit dengan tangan kiri anda
sambil diurut-urut dan diletakkan perlahan-lahan supaya kotoran yang berada
dalam perut mayit bisa keluar sampai habis.
6.
Mayit diletakkan kembali keposisi terlentang
kemudian dimiringkan kekiri untuk membersihkan qubul dan dubur
7.
Bersihkan qubul dan dubur mayit dengan menggunakan
tangan kiri yang beralaskan kain.
8.
Bersihkan gigi dan lubang hidung mayit dengan
jari telunjuk tangan kiri yang dibalut dengan kain yang bersih dan suci yang
telah dibasahi. Jika tangan terkena kotoran qubul atau dubur mayit, maka harus
disucikan dulu.
9.
Sunnah mewudluinya
نَوَيْتُ الْوُضُوءَ
الْمَسْنُوْنَ لِهَذَا الْمَيَّتِ \ لِهَذِهِ الْمَيِّتِ للهِ تَعَالَى
“saya
niat wudlu yang disunahkan untuk mayit ini karena Allah ta’ala”.
10. Setelah
mayit diwudlui barulah dimandikan dengan cara sbb:
a)
Basuhlah rambut kepala dan jenggot (lk) mayit
b)
Basuhlah badan mayit yang depan bagian kanan,
mulai dari leher (pundak) hingga ujung kaki menggunakan air yang sudah dicanpur
daun widara atau sabun, lalu diteruskan dengan bagian kiri, kemudian mayit
dimiringkan kekiri untuk membasuh badan bagian kanan belakang, mulai dari
pundak sampai ujung kaki, selanjutnya dimiringkan kekanan untuk membasuh bagian
kiri belakang mulai dari pundak hingga ujung kaki.
c)
Bilaslah seluruh anggota badan mayit menggunakan
air bersih. Mulai ujung rambut sampai ujung kaki.
d)
Basuhlah seluruh anggota badan mayit menggunakan
air bersih yang dicampur kapur barus. Mulai ujung rambut sampai ujung kaki.
Pada basuhan ketiga (terahir) orang yang memandikan disunahkan niat mandi;
نَوَيْتُ أَدَاءَ الْغُسْلِ
عَنْ هَذَا الْمَيَّتِ \ هَذِهِ الْمَيِّتِ للهِ تَعَالَى
“Saya niat memandikan mayit ini karena Allah ta’ala”.
Setelah mewudlui dan memandikan, disunahkan
membaca do’a ini, bila laki-laki;
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِى
وَإِيَّاهُ مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهُ مِنَ المتطهرين، وَاجْعَلْنِى
وَإِيَّاهُ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، أَمِيْنَ.
Bila perempuan;
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْنِى وَإِيَّاهَا مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهَا مِنَ
المتطهرين، وَاجْعَلْنِى وَإِيَّاهَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ، أَمِيْنَ.
Selanjutnya mayit dihanduki, secara merat agar kafannya
tidak basah karena hal itu dapat menyebabkan cepatnya pembusukan.
Disunahkan melemaskan otot-otot si mayit setelah
dimandikan.
Catatan;
1.
Maksud
cara memandikan ini hanyalah beda dalam segi jumlah pembasuhannya saja
2.
Urutan
air pembasuh ada yang 3, 5, 7, 9 kali
· Semua basuhan pertama disunahkan memakai daun widara,
sabun dan atau sejenisnya. Basuhan kedua memakai air murni dan basuhan yang
ketiga memakai air yang sudah dicampur sedikit kapur barus yang sekira tidak
merubah keadaan air sambil disunahkan membaca niat mandi di atas.
· Jika menginginkan basuhan 9 kali, maka pembasuhan di atas
diulang 3 kali. Jika hanya menginginkan basuhan 5 kali maka urutannya sebagai
berikut;
a.
Air
yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
b.
Air
pembilas
c.
Air
bersih yang dicampur sedikit kapur barus
d.
Air
bersih yang dicampur sedikit kapur barus.
e.
Air
bersih yang dicampur sedikit kapur barus
Dan jika menghendaki 7 kali, maka sbb;
a.
Air
yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
b.
Air
pembilas
c.
Air
yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
d.
Air
pembilas
e.
Air
yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
f.
Air
yang dicampur dengan daun widara, sabun dan atau sejenisnya
-------Semoga Bermanfaat------
CARA MENGKAFANI MAYIT
- KAFAN
Kain yang dibuat untuk mengkafani mayit adalah:
kain yang diperbolehkan dipakai sewaktu hidup, maka haram bagi laki-laki atau
khunsta dikafani dengan memakai kain sutera kecuali mayit laki-laki atau
khunsta yang masih kecil, mayit yang hanya mempunyai kain sutera dan mayit
syahid yang mengenakan kain sutera.
Dalam
mengkafani mayit ada empat metode:
- Cukup
- Sederhana
- Sempurna
- Sangat sempurna
Dalam kajian kursus ini, disini penulis hanya
akan menerangkan yang sempurna dan sangat sempurna. Karena untuk meringkas
keterangan dan praktiknya.
1.
Cara yang sempurna
a. Bila mayit laki-laki maka ada 2 cara:
i.
Cara pertama:
Ø Dua lembar
kain
Ø Satu
lembar sarung (kain yang memanjang mulai pusar sampai bawah lutut)
Ø Satu lembar
baju kurung (kain yang memanjang mulai leher sampai telapak kaki)
Ø Satu
lembar sorban (kain yang di ikatkan dikepala)
ii.
Cara kedua:
Ø Tiga
lembar kain yang sama panjangnya
Ø Satu
lembar baju kurung
Ø Satu
lembar sorban
b.
Bila mayit perempuan, maka gunakan tiga lembar
kain yang sama ukurannya dan setiap lembar bisa meneutupi seluruh anggota tubuh
mayit.
2.
Cara Yang Sangat Sempurna (Utama)
a.
Bila mayit laki-laki maka gunakan tiga lembar
kain yang sama ukurannya dan setiap lembar bisa meneutupi seluruh anggota tubuh
mayit.
b.
Bila mayit perempuan maka:
§
Dua lembar kain
§
Satu lembar baju kurung
§
Satu lembar sarung
§
Satu lembar kerudung (kain yang diikatkan
kepala)
- METODE MENGKAFANI MAYIT
Cara
praktis untuk mengkafani mayit sebagai berikut:
1.
Sebelum mayit selesai dimandikan, siapkan kain
kafan yang terdiri dari: dua lembar kain kafan yang sama ukurannya, sarung,
baju kurung serta sorban (laki-laki) dan kerudung (pr), sedangkan caranya
sebagai berikut:
a.
Siapkan / hamparkan kain yang akan dibuat tali
pengikat sesuai dengan yang dibutuhkan (di kepala, tangan, pinggang, lutut dan
kaki) ditempat yang akan dihamparkan kain kafan.
b.
Hamparkan (dijeber) dua lembar kain yang sama
panjangnya dengan membentangkan keempat sudutnya.
c.
Hamparkan kain yang akan dibuat baju kurung di
atas dua lapis kain, letakkan pada posisinya masing-masing.
d.
Hamparkan kain yang akan dibuat sorban (lk) dan
kerudung (pr) di tempat meletakkan kepala mayit.
e.
Hamparkan kain yang akan dibuat sarung di atas
kain yang akan dibuat baju kurung sekiranya persisi pada tempatnya.
f.
Hamparkan kain yang akan dibuat pengikat
pantatnya (kain yang dibelah kedua ujungnya seperti ikatannya perempuan
Mustahadhah atau mirip bentuknya dengan swimpak).
2.
Olesi dengan minyak wangi pada setiap lembarnya
(selain mayit yang ihrom).
3.
Angkat mayit dari tempat mandinya secara
pelan-pelan dalam keadaan ditutupi.
4.
Terlentangkan mayit yang sudah dilap dengan
handuk di atas kafan yang telah disiapkan
5.
Olesi tubuhnya dengan minyak wangi
6.
Sedekapkan kedua tangannya atau luruskan
7.
Tutuplah tiap-tiap lubang tembusan mayit dengan
kapas yang sudah diberi minyak wangi dan juga semua anggota sujudnya serta
sela-sela jarinya.
8.
Ikatlah pantatnya dengan sehelai kain yang
ujungnya dibelah dua.
9.
Bungkuslah mayit dengan kain-kain yang telah
disiapkan di bawahnya dengan urutan sebagai berikut:
a.
Lipatlah kain kafan yang dibuat sarungnya dari
arah kiri mayit kearah kanan kemudian dari kanan kekiri
b.
Lipatlah kain kafan yang dibuat sorban dan
kerudung
c.
Lipatlah kain kafan yang dibuat baju kurung
mulai dari arah kiri mayit kearah kanan kemudian dari arah kanan mayit kekiri
d.
Lipatlah kain kafan yang satu dari arah kiri
kekanan dan dari kanan kekiri
e.
Lipatlah kain kafan yang terahir (kain yang
paling bawah / luar) dari arah kiri kekanan mayit dan dari kanan kekiri
catatan:
Dua lapisan terakhir bisa dilipat sekaligus.
f.
Ikatlah kedua ujung kain kafan dan bagian-bagian
yang dibutuhkan agar waktu diangkat tidak lepas
Catatan:
Ø Sunnah pocongan
kepala lebih panjang dari yang ujung kaki
Ø Untuk
mayit perempuan ditambah ikatan dibagian dada
Ø Tali
pengikat berlaku bagi mayit yang bukan muhrim, jika muhrim maka tidak boleh
diikat serta kepalanya terbuka (lk) dan wajahnya (pr)
g.
Mayit diletakkan di keranda, bagi yang
memasukkan sunnah membaca:
بِسْمِ اللهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar