Lanjutan dari kajian agama Islam dengan sumber yang sama lihat sebelumnya : AGAMA ISLAM
Dalam membicarakan masalah peranan Pondok Pesantren dalam penyebaran
agama islam, kiranya akan lebih baik ditinjau dahulu masalah yang berkaitan dengan permasalahan umum yaitu
tentang peranan Pondok Pesantren dalam pembangunan masyarakat.
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan
penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya,
lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu
mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi
keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). Pesantren kini
tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based
curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh
persoalan kikian masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren
tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi
juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut
marut persoalan masyarakat di sekitarnya.
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan
produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam
masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya
telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang
telah lama berurat akar di negeri ini, Pondok Pesantren diakui memiliki andil
yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan
biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya
yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa
institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.
Organisasi massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU). Ormas Islam lainnya
yang juga memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah
dan Hidayatullah.[1]
Dasar pembangunan nasional adalah pembangunan masnusia seutuhnya dan
pembangunan selurh masyarakat Indonesia yang berlandaskan Pancasila, dan
Undang-Undang 45. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah bukan saja telah
mempercayakan pada lembaga pendidikan formal saja, melainkan juga telah
mempercayakan pada lembaga non formal, seperti pondok pesaantren. Pondok Pesantren
adalah lembaga pendidikan Islam yang tua turut membina kerakter bangsa.
Menurut KH. M. Yusuf Hasyim: Pondok Pesantren tidak sekedar mencetak
individu pendakwah yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar, melainkan pesantren
sebagai lembaga itu sendirilah yang berperan sebagai pendakwah, dan bahkan
telah menjadi prototipe dakwah bil alhal bagi masyarakat.[2]
Di atas penulis sebutkan, bahwa pesantren berfungsi sebagai lembaga
pendidikan, da’wah dan kemasyarakatan bahkan lembaga perjuangan. Kelebihan yang selama ini dimiliki pesantren tentunya
menjadi aspek pendukung yang kuat bagi kehidupan kultur pesantren hingga saat
ini.
Secara mendasar peranan Pondok Pesantren yang lebih fungsional dan
berpotensi antara lain sebagai berikut :
a)
Pusat kajian islam
Pada dasarnya Pondok
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mendalami dan mengkaji berbagai
ajaran dan ilmu pengetahuan agama islam melalui buku-buku klasik atau modern
berbahasa arab. Dengan demikian secara tidak lansung Pondok Pesantren telah menjadikan posisinya sbagai pusat
pengkajian masalah keagamaan islam, dalam kata lain Pondok Pesantren berperan
sebagai pusat kajian Islam.
b)
Pusat pengenbangan dakwah
Dakwah
Islamiyah dapat diartikan sebagai penyebaran atau penyiaran ajaran dan
pengetahuan agama islam yang dilakukan secara islami, baik itu berupa ajakan
atau seruan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan maupun berupa uswah
hasanah (contoh yang baik).
Peranan Pondok
Pesantren sebagai pusat pengembangan Dakwah Islamiyah dapat dikategorikan
kedalam tiga peranan pokok.
1)
Peranan Institusi/Kelembagaan.
Dakwah Islamiyah merupakan hal pokok yang
menjadi tugas Pondok Pesantren untuk dilkukan, karena pada mula berdirinya
suatu Pondok Pesantren, dakwah merupakan landasan pijak yang dipakai oleh para
kyai dan ulama. Dalam upaya mencapai tujuan, Pondok Pesantren menyelenggaran
kegiatan pengajian atau tafaqquh fi al-din yang dimaksudkan agar para
santri mengerti dan paham secara integral tentang ajaran dan pengetahuan agama
islam.
2)
Peranan instrumental
Upaya penyebaran
dan pengamalan ajaran agama islam selain dilembagakan dalam tujuan Pondok
Pesantren tentunya memerlukan adanya sarana-sarana yang menjadi media dalam
upaya aplikasi tujuan tersebut. Dalam wacana inilah peranan Pondok Pesantren
sebagai sarana Dakwah Islamiyah tampak sangat berperan dan kemudian melahirkan
peranan lain Pondok Pesantren dalam Dakwah Islamiyah dan sumber daya manusia.
3)
Peranan sumber daya manusia
Dalam sistem
pendidikan Pondok Pesantren diupayakan pengembangan ketrampilan para santri
dalam rangka mencapai tujuan Pondok Pesantren termasuk dalam hal ini tentunya Dakwah
Islamiyah. Pondok Pesantren dalam
tataran ini berperan dalam menyediakan dan mempersiapkan sumberdaya manusia
yang terampil dan capble dalam pemenuhan Dakwah Islamiyah.
Dalam melaksanakan Dakwah Islamiyah, ada dua metode dakwah yang
terkenal; dakwah bi al-lisan (lisan atau seruan) dan dakwah fi al-hal
(aksi).
1. Dakwah bi al-lisan
Dakwah Islamiyah yang dilakukan Pondok
Pesantren yang bersifat seruan atau ajakan secara lisan dapat dipahami sebagai
sebuah dakwah yang menyerukan kepada anggota masyarakat untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT senantiasa ada dan cukup relevan dengan
apa yang terjadi dewasa ini.
2. Dakwah fi al-hal
Dakwah yang dilakukan dengan aksi atau pemberian
contoh adalah salah satu metode dakwah yang efektif dalam upaya mengajak ummat
dan masyarakat untuk berbuat kebaikan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
c)
Pusat pelayanan beragama dan moral
Pelayan
kehidupan beragama di Indonesia
tidak menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Namun keterlibatan masyarakat
cukup signifikan dalam upaya membantu pemerintah dalam pelayanan beragama ini. Pondok Pesantren sebagai lembaga
keagamaan yang mengakar pada masyarakat tentunya memiliki peranan yang cukup
besar dalam mengupayakan pelayanan kehidupan beragama dan sebagai benteng ummat
dalam bidang akhlak.
d)
Pusat pengembangan solidaritas dan
ukhuwah islamiayah
Selain dari
bentuk ajakan atau seruan atau pemberian contoh untuk berbuat baik, dakwah
islamiyah yang diselenggarakan oleh Pondok
Pesantren dapat bermacam-macam bentuknya meskipun dikategorikan sebagai dakwah
bi al-hal. Kegiatan ini bahkan lebih efektif dan berpotensi jika
diselenggarakan oleh Pondok Pesantren.[3]
Demikian juga, pedoman
penyebaran dan pengembangan islam mempunyai tiga bagian;
1. Orang menyeru atau mengajak
orang lain kejalan islam dengan “hikmah”
2. Menyampaikan dengan tutur
bahasa yang baik (mauidhotul hasanah).
3. Manakala harus terjdi adu
argumentasi atau berdebat dengan cara yang baik pula.[4]
Dengan demikian Pondok
Pesantren telah memberikan keikhlasan sendiri dalam penyelenggaraan kegiatan
dengan mentransformasikan dirinya sebagai pusat pengembangan solidaritas dan
ukhuwah islamiyah.
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren
diakses pada tanggal 21 Oktober 2012
[2] M.
Dian Nafi’, Abd A’la, Hindun Anisah, Abdul Aziz dan Abdul Muhaimin, Praksis
Pembelajaran Pesantren, (Insite For Training and Defelopment (ITD) Amherst,
MA, Forum Pesantren, Yayasan selasih. Yogyakarta .
2007) 62
[3] Pola
Pengembangan Pondok Pesantren, DT.II.II (Departemen Agama RI, Jakarta , 2003) 82-98
[4] H.
A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, (LP3NI, Jakarta,
1998) 191
skripsi santri pondok kencong : syafa'at mubari
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar