Kamis, 05 Desember 2013

TANDA-TANDA KEWALIAN SANG WALI PENOLONG

Di Jilan, ALLOH menumpahkan Rahmat dan Anugerah-Nya yang sangat luar biasa, tepatnya di malam kelahiran Wali Agung Sang Penolong, ABDUL QODIR, pada waktu  yang bersamaan dengan lahirnya Wali Agung, lahir pula seribu seratus anak yang kesemuanya laki-laki, dengan berkah al- Ghoitsi ( wali penolong ) nya, semua anak itu mendapat anugerah derajat kewalian dari ALLOH.
Syaikh Muhammad Isa Burhan meriwayatkan : Sesungguhnya setetes al-Nutfah al-Ghoutsiyah ketika berpindah dari sumsum ayah beliau yang ahli ibadah dan bersemayam dalam rahim sang Ibu yang suci, alam semesta bersinar terang sebab kelahiran yang agung, maka karena menjaga pangkat yang luhur, ALLOH mengeluarkan mayoritas Auliya’ –Nya dari sumsum ayah-ayah mereka, disemayamkan pada rahim ibu-ibu dan dilahirkan dalam wujud agar meraka mengambil FAIDUL BAROKAH ( Pancaran Barokah ) dari AL- KHUSUSIYYAH AL- GHOUTS ( Sifat kekhususan Wali penolong ) ”.
“ Bayi yang penuh dengan keajaiban dan keberkahan ”  Begitu banyak orang menyebutnya. Bagaimana tidak ?. Bayi yang dilahirkan oleh seorang Ibu yang mulia, menurut ukuran normal sudah tidak memungkinkan lagi unuk melahirkan seorang putra. Syarifah Fatimah sebenarnya sudah mencapai usia monopause, sebab umur beliau sa’at melahirkan sudah mencapai 60 ( enam puluh ) tahun. Keajaiban dari yang Maha Ajaib lagi Maha Kuasa yang pernah dianugerahkan kepada Ibunda Nabi Yahya AS.
Tanda- tanda sang Wali Penolong semakin tampak jelas seiring perjalanan sang waktu. Ada suatu tanda yang sangat nyata, bahwasanya Abdul Qodir kelak akan menjadi SULTONUL ‘AULIA’ adalah pada waktu Sang Wali penolong baru saja di lahirkan, bertepatan bulan itu adalah bulan Romadlon, beliau tidak mau menyusu kepada ibundanya pada siang hari, beliau baru mau meminum air susu ibundanya menunggu sampai waktu berbuka puasa tiba. Dan tanda-tanda kewalian beliau lagi adalah, di kedua pundaknya Sang Wali Penolong yaitu terlihat  bekas telapak kaki beliau Rosululloh SAW. Pada suatu kesempatan Syekh Qosim al-Sulaimaani berkata,” Sesungguhnya Al- Ghouts Al- A’dhom     ( Syekh Abdul QodirAL-JILANI ) pernah bercerita,” Ketika Rosululloh SAW di-Mi’roj-kan pada malam hari, ALLOH menghadapkan ruh-ruh para Nabi dan ruh-ruh para kekasih ALLOH yang lain, dari berbagai  Maqom ( tingkatan ) mereka untuk berziarah pada Rosululloh SAW. Ketika Rosululloh mendekati ARSY yang agung. Beliau melihat ARSY yang sangat megah dan tinggi, Rosululloh membutuhkan tangga untuk menaikinya, pada sa’at itu, ALLOH mengutus ruh-ku untuk dijadikan tangga. Aku mendekat pada beliau Rosululloh, Aku mempersiapkan bahuku untuk dijadikan tangga.
Ketika Rosululloh akan meletakkan kaki beliau di atas kedua bahuku. Beliau bertanya kepada ALLOH tentang aku. ALLOH mengilhamkan kepada Rosululloh SAW,” Ini adalah anakmu !, namanya ABDUL QODIR, Seandainya AKU  tidak menutup NUBUWAH             ( pangkat ke-Nabi-an ) padamu, maka, anakmu ini bisa mempunyai derajat ke-Nabi-an setelahmu”. Rosululloh SAW bersyukur kepada ALLOH, dan seraya beliau berkata kepedaku, ” Hai anakku engkau beruntung bisa melihatku dan merasakan nikmatku, beruntunglah orang yang pernah melihatmu atau beruntunglah orang yang bertemu dengan orang yang pernah melihatmu, sampai 27 urutan. Aku menjadikan engkau PATIHku  di dunia maupun di akhirat, dan aku letakkan telapak kakiku di bahumu, sedangkan kedua telapak kakimu berada di bahu semua ‘Aulia’ dengan tanpa kesombongan, seandainya NUBUWAH ada setelahku, maka engkau patut untuk mendapatkannya, namun tidak ada NABI setelahku”.
Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top