Sering kita
ketahui prilaku manusia yang mengalami perubahan secara drastis, yang semula
dikenal sebagai orang yang sangat santun dan berakhlaqul karima, setelah
beberapa waktu, sudah banyak terjadi perubahan yang sangat mencolok, seakan
tidak ada lagi sisa kebaikan yang ada pada dirinya.
Dengan demikian perlu kita
ketahui proses kemunduran akhlaq yang terjadi pada diri manusia, yang konon
jarang sekali difahami, bahwa : beberapa hal tersebut bisa berakibat fatal.
Berdasarkan
konsep dari Shahabat Umar RA. Ada
proses yang menyebabkan mundurnya akhlaq, yang bisa mengakibatkan kepada manusia
cenderung semakin tinggi melakukan kemaksiatan.
عَنْ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : مَنْ كَثرَ ضَحْكُهُ قَلَّتْ هَيْبَتهُ، وَمَنْ اسْتخَفَّ
بالْنَّاسِ اسْتخِفَّ بهِ، ومن أكثر من شيئ عرف به،
وَمَنْ كَثرَ كَلاَمُهُ كَثرَ سَقَطُهُ، وَمَنْ كَثرَ سَقَطُهُ قَلَّ حَيَائهُ، وَمَنْ
قَلَّ حَيَائهُ قَلَّ وَرَعُهُ، وَمَنْ قَلَّ وَرَعُهُ مَاتَ قَلْبهُ.
Diceritakan dari Umar RA. : Barang
siapa ketawa berlebihan, maka hilanglah kewibawaannya. Barang siapa suka
meremehkan orang lain, maka dia akan diremehkan. Barang siapa banyak
ngomongnya, maka banyak kesalahannya. Barang siapa banyak kesalahannya, maka
sedikit rasa malunya. Barang siapa sedikit rasa malunya, maka matilah hatinya.
Dengan
demikian, yang kita takutkan bukan hanya sebatas ketawa dan melakukan
kesalahan, melainkan hati yang mati, itulah yang perlu kita perhitungkan.
Memang, terkadang
orang akan merasa jenuh menghadapi pekerjaan yang bersifat monoton, tidak
berfariasi. Di sinilah orang akan membutuhkan nuansa yang berbeda, dengan mencari
sesuatu yang bersifat melucu dan sebagainya, memang, sesuatu yang bersifat lucu
seakan tampak manis dan menyenangkan, akan tetapi di balik semua itu penuh
racun yang menebar, yang berakibat hilangnya konsentrasi, dengan hilangnya
konsentrasi, maka tidak jarang orang akan kehilangan akal yang sempurna.
Dan
timbullah pembicaraan banyak yang mengakibatkan munculnya kesalahan, dengan
tanpa adanya kesadaran, : bahwa dia telah melakukan kesalahan. Semakin bingung
pula untuk memulai dalam pembenahan diri, pun pula semakin merasa banyaknya
kesalahan yang dimiliki, semakin terkesima dengan kesalahan itu, yang tanpa
disadari akan menyebabkan orang tersebut semakin berani untuk melakukan
kemaksiatan-kemaksiatan, bahkan kadang semakin bangga, apabila bisa melakukan kemaksiatan,
pelanggaran dan bahkan kejahatan yang semua itu ditimbulkan dari tidak adanya
rasa malu yang bersarang dalam hatinya. Sehingga tertutuplah hatinya untuk
menerima kebenaran dari Alloh. Dan itulah yang dinamakan hati yang keras. Dan
perlu diketahui !, bahwa : sesungguhnya orang yang paling jauh dari Alloh
adalah orang yang hatinya keras ( tidak mau mendengar dan menerima nasehat )
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum
Kencong Kepung Kediri
Jawa Timur.
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar