Kamis, 05 Desember 2013

KELAHIRAN WALI AGUNG


Syaikh Abdul Qadir dilahirkan di kota JILAN atau juga dimanakan kota KAILAN, Sebuah  kota kecil yang indah, tentram dan damai, penduduknya sopan dan ramah terhadap tamu yang datang berkunjung ke kota itu. Kota yang terletak di tepian sungai Dajlah yang airnya mengalir bening tanpa polusi. Kota yang ada di tepi sungai Dajlah yang asri itu, pada awal bulan Romadlon tahun 471 H,
mendapatkan anugerah yang sangat luar biasa yaitu
  menjadi tempat lahirnya sang jabang bayi yang kelak akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Bayi yang akan mendapatkan gelar  SULTONUL ‘AULIA. Sang bayi lahir dari rahim seorang Ibu yang sederhana, Ibu yang sangat patuh pada suami, Ibu yang sangat sabar dan sangat tekun beribadah. Ayah beliau adalah sosok panutan masyarakat, Ayah yang sangat sayang dan bertanggung jawab pada  keluarga. Ayah dan Ibu Syaikh Abdul Qodir itu merupakan salah satu keturunan Rosululloh. Ayah beliau bernama “ Syaikh ABU SHOLIH MUSA JANGKI DAUSAT”. Syaikh ABU SHOLIH itu merupakan salah satu keturunan Rosululloh dari jalur Sayyid HASAN bin ALI bin ABI THOLIB RA. Sedangkan Sang Ibu yang bernama Syarifah FATIMAH  binti Sayyid ABDILLAH AL-SHOUMA’I AL-ZAHID adalah keturunan Rosululloh dari jalur Sayyid HUSAIN bin ALI bin ABI THOLIB RA. Kedua jalur nasab yang agung dan sangat sempurna untuk melahirkan bayi yang mulia. Nasab yang bagaikan cahaya waktu Dhuha dan nasab bagaikan cemerlangnya waktu  fajar Shubuh, Nasab yang menjadi muaranya segala keagungan, kemulya’an, keta’atan , kesucian dan keteladanan yang bersinar di wajah Nabi ADAM AS. Saking agung dan sempurnanya sampai-sampai para malaikat diperintah untuk sujud menghomatinya. 
Pada malam pertama bulan Romadlon yang mulia, lahirlah sang jabang bayi yang memancarkan aura kewibawaan yang tak seorangpun mampu menatap langsung ke wajah mungil sang bayi. Bayi yang dianugerahi wajah yang ganteng, imut, elok dan menggemaskan. Bayi yang kelak akan dianugerahi perilaku ( akhlaq ) seperti perilaku ( Akhlaq ) sang Eyang, Rosululloh SAW. Ganteng dan cakep wajah sang bayi laksana Nabi YUSUF AS. Sifat jujur dan kesungguhan dalam bertindak persis seperti Shohabat ABU BAKAR AS-SIDDIQ RA. Keadilan dalam menegakkan hukum seperti adilnya Shohabat UMAR bin KHOTTOB RA. Kebijaksanaan dalam bersikap sebijaksana Shohabat UTSMAN bin AFWAN RA. Kecerdasan pikiran, daya tampung otak dan kekuatan badannya mewarisi Shohabat ALI bin ABI THOLIB RA. Keberanian dan kekuatan Shohabat HAIDAR bin ALI bin ABI THOLIB RA tampak jelas padanya.
            Malam itu, sebelum sang bayi lahir, sang ayah mimpi bertemu Rosululloh SAW, bersama semua para Shohabat, para Imam al-Huda dan Wali-wali yang agung, Rosululloh berkata, 
“ Anakku, Abu Sholih ! ALLOH akan memberikan anugerah anak kepadamu, anak ini adalah anakku, kekasihku dan kekasih ALLOH, anak ini mempumyai derajat yang tinggi di antara Wali dan wali Qutub, bagaikan derajatku di antara para Nabi dan Rosul.”.
Para Nabi dan Rosul memberikan kabar gembira dalam tidurnya. Beliau berkata,        ” Semua Waliyulloh akan tunduk pada anakmu ini kecuali al-Aimmah al- Ma’sumin tunduk di bawah perintah anakmu, mereka meletakkan telapak kaki anakmu di pundaknya, ketundukan dan keta’atan mereka berimbas pada kenaikan derajatnya, siapapun yang berpaling dan tidak tidak ta’at, maka akan jauh dari  anakmu, terperosok ke dalam jurang  menjadikan mereka semakin jauh dari al-HAQ.

Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top