Nu.or.id. Acara tahlilan 40 hari wafatnya Almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh
di Kajen-Margoyoso-Pati yang digelar pada Selasa (4/3) malam sangat meriah.
Kemeriahan ini terasa ketika banyak tokoh nasional datang dari Jakarta, baik dari PBNU dan MUI, maupun para
pengurus NU dari berbagai daerah. Bahkan, beberapa pengurus NU dari Jawa Timur
datang tiga hari sebelumnya.
Momentum ini lalu diabadikan oleh banyak orang dan dipublikasikan melalui
berbagai media sosial. Misalnya, M. Saiful Akhyar, salah satu guru senior di
Madrasah Mathaliul Falah Kajen. Di akun facebook-nya Saiful meng-upload
foto-foto tahlil 40 hari almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh Kajen Pati. Spontan
foto-foto ini diteruskan oleh banyak facebooker melalui akun mereka
masing-masing.
Pada foto pertama di akun M. Saiful Akhyar tampak Gus Qoyyum Lasem dan Gus
Rozin (Shohibul Bait) dan kedua bersama Habib Muhammad Aidid. Tentu yang
menarik adalah foto ketiga. Ya, tampak Ketua Umum PBNU Dr KH Said Aqil Siroj
dan Ketua Umum Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin sedang khusyuk mengaminkan
doa yang dipimpin Habib Muhammad al-Aidid dari Tayu.
Foto ketiga itu pun banyak disukai dan mengundang banyak komentar. Banyak
yang menyatakan senang, dua pemimpin organisasi besar duduk bersama, meskipun
kelihatannya Pak Din Syamsuddin datang dalam kapasitasnya sebagai ketua Umum
MUI menggantikan Kiai Sahal.
Namun foto Said Aqil bersampingan dengan Din Syamsuddin lebih dilihat
sebagai representasi dari dua pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia: NU
dan Muhammadiyah.
Aku facebook Syafiq Hasyim misanya menulis. “Ikut share foto yang enak
dipandang mata dan tentram dirasa hati. Dua pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia,
bahkan di dunia, duduk bareng mendoakan kyai Sahal yang sudah 40 hari meninggalkan
kita. Apabila digabungkan, jumlah pengikut dua Ormas ini akan lebih besar dari
jumlah penduduk Mesir, Saudi apalagi Malaysia…” Syafiq adalah salah
seorang pemimpin cabang istimewa NU di luar negeri.
Yang menarik, Said Aqil dan Din Syamsuddin datang dan berdoa dalam kegiatan
tahlil 40 hari Kiai Sahal. Yang lebih menarik lagi di depan keduanya terlihat
banyak plastik berisi makanan atau berkat yang diperuntukkan bagi para jamaah
tahlilan. Tahlilan dan jamuan makanan dari keluarga yang meninggal dunia
biasanya dianggap tabu oleh kalangan Muhammadiyah, termasuk dalam kategori
bid’ah.
Dalam akun facebook seseorang bernama Arby Ubay berkomentar,
“Alhamdulillah... Tokoh sekaliber Din Syamsudin hdr di tengah2 poro kyai yg
sdng tahlil dn bc yasin dlm 40 hri wafat Hadrotussyeh Yai Sahal. Kt sbgai orang
NU kudu bangga dn slalu mndoktrin untuk slalu mngajarkn kpd sesama bhw 7(nujuh
hr) 40 (matang puluh) adalah tdk cm sekedar kirim doa tp lebih sebagai ibadah
yg di dlmnya memuat berbagai kemnfaatan yg luar biasa mnyatukn kekuatan dr
sebuah keyakinan antara Muhammadiyah dn Nahdliyah... Sy jd ingat: Gus Dur nate
dawuh... Biarkan mereka dgn wadahnya tapi.... Amaliyahnya seperti kita
(NU).....”
Tahlil 40 hari Kiai Sahal Mahfudh di Kajen dipimpin Habib Muhammad al-Aidid
dari Tayu dan doa pamungkas dipimpin oleh KH Said Aqil Siroj. Tak kurang dari
6500 orang hadir terutama para santri dan jamaah tahlil juga datang dari Kajen
dan sekitarnya. Selain itu, para santri juga turut serta dalam acara ini. Usai
tahlil, sebagian jama’ah melanjutkan khataman Al-Qur’an malam ke-40 di makam
Almaghfurlah yang berada di kompleks maqbarah Syekh KH Ahmad Mutamakkin. (Ali
Musthofa Asrori/Anam)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar