Kediri (beritajatim.com) - Pengasuh Pondok Pesantren
Roudlotul Ulum, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri KH Jauharal Nehru
sudah mendengar kabar rencana mantan Kapolda Jatim yang sekarang
menjabat Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Radjab untuk maju pemilu
gubernur (Pilgub) Jatim.
Menurut Gus Mahu, Untung S Radjab adalah
sosok yang sangat terkenal di Jawa Timur, khususnya di kalangan pondok
pesantren (ponpes) dan kiai.
"Kalau di Jawa Timur hampir tidak
ada yang tidak kenal beliau. Saya dengar memang berencana maju, tetapi
masih menunggu perkembangan," ujar Gus Mahu kepada beritajatim.com,
Jumat (29/06/2012).
Gus Mahu melihat, figur Untung S Radjab
dengan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo memiliki perbedaan, tetapi keduanya
tidak mempunyai celah di sisi keburukan. Keduanya adalah sosok pemimpin
yang baik dan dikenal oleh masyarakat.
"Kalau masalah figur pak
Untung Radjab beda model. Kalau pak Karwo cenderung pada titik mendekati
masyarakat secara persuasif. Kalau pak Untung ke masyarakat cenderung
apa adanya. Mereka berdua tidak ada celah," terang Gus Mahu.
Gus
Mahu sangat mengenal sosok Untung S Radjab. Untung yang mengabdi selama
14 tahun pada KH Hamim Tohari Djazuli atau Gus Miek di Pondok Pesantrel
Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri menjadi murid kesayangan Gus Miek. Langkah
yang diambil selalu berlandaskan syariat. Itu sebabnya, sosok Untung S
Radjab memiliki kedekatan emosial dengan para kiai dan ulama NU.
Kendati
mengelu-elukan Untung S Radjab, tetapi ketika ditanya dukungannya pada
Pilgub mendatang, Gus Mahu menyerahkan kepada Allah SWT. Siapapun calon
yang akan tampil di panggung politik Pilgub, apakah Untung S Radjab atau
Pakde karwo maupun calon lainnya menurutnya, ia tidak punya hak untuk
menentukan siapa yang akan jadi.
"Kalau menyatakan dukungan saya
rasa sah-sah saja. Memang kita berhak memberikan dukungan kepada
siapapun, tetapi kita tidak berhak menjadikan. Nasib dan derajat
seseorang ditentukan Allah, sesuai jalan hidupnya masing-masing. Saya
pasrah dengan Allah, siapapun yang akan jadi gubernur di Jawa Timur
monggo, saya tidak punya hak untuk menentukan siapa yang jadi," terang
Gus Mahu.
Disinggung kinerja Soekarwo selama menjabat sebagai
Gubernur Jatim, Gus Mahu menjawab sudah bagus. Selain kepada masyarakat
umum, pakde Karwo juga sudah memberikan perhatiannya kepada kalangan
pondok. Diantaranya, melalui pemberian tunjangan kepada para guru
madrasah.
"Tentang kepemimpinan pakde Karwo sangat bagus.
Dibawah kepemimpinan pakde Karwo Jawa Timur mengalami berkembangan. Bisa
dibilang spektakuler. Ada beberapa langkah yang sudah dilaksanakan,
dimana gubernur sebelumnya belum melaksanakannya," terang Gus Mahu.
Yang
lebih dirasa oleh masyarakat, tegas Gus Mahu, adalah kekompakan antara
gubernur dan Wakilnya, Saifullah Yusuf. Keduanya bisa menyesuaikan diri
sesuai tugasnya masing-masing. Menurutnya, kekompakan tersebut tidak
pernah dimiliki oleh pemimpin kepala daerah di propinsi lainnya di
Indonesia.
Gus Mahu berharap, Gubernur Jatim mendatang lebih
mengutamakan pembangunan spiritual masyarakat. Pakde Karwo, menurutnya
sudah memberikan dorongan pembangunan secara mental tersebut, tetapi
masih kurang maksimal.
"Bagi saya, yang terpenting adalah
pembangunan secara mental. Masyarakat ini baik dan tidaknya ditentukan
oleh mentalnya. Sesuai pedoman kiai, Nabi disuruh oleh Allah untuk
menyempurkanakn akhlak. Walaupun, sisi finansial juga sangat perlu,
untuk mendorong. Tetapi paling utama adalah mental," imbuhnya.
Pembangunan
manusia secara mental, terus Gus Mahu juga sesuai dengan lagu
kebangsaan Indonesia Raya, Bngunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk
Indonesia Raya. Pembangunan dimulai dari jiwa dilanjutkan pada fisik
untuk perkembangan Indonesia. [nng/kun]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar