Waktu masih nyantri di pondok Kencong,
Kediri sana, Yang Dirahmati Allah, Kyai saya Mbah Zamroji, pernah
berpesan kepada kami santri-santrinya. “ Ora osah poso-posoan, tapi le tasih saget mlampah, yo ojo mangan…”
terjemahan bebasnya begini : Ga usah kalian banyak-banyak puasa, tapi kalau masih bisa jalan, jangan makan dong..
Nasihat yang pernah membuat saya
merinding ini, saya lakoni waktu itu. Selain karena mengamalkan perintah
guru, juga karena memang saya tidak punya kemungkinan lain. Gampangnya
posisi saya waktu itu : Sendiri, tanpa keluarga, tanpa kiriman uang,
tanpa kerja. Walhasil untuk makan waktu itu saya “nyusu” langsung ke
Tuhan.
Setahun di Kencong, menjalani tirakat
berbahaya, badan saya kurus kaya sapu lidi. 3 hari tidak makan cuma
minum, apakah anda masih bisa jalan ? bisa ! kalau bisa lanjutkan 4
hari, 5 hari, 6 hari dan seterusnya sampai ga bisa jalan.
Saya akui pertama kali menjalani saya
jatuh pingsan pada hari ke dua, tapi dasar bandel, pas siuman saya
terusin aja. Lama – lama perut akhirnya ga bergantung lagi dengan
makanan. Nah Lho! Kunang – kunang di mata hilang. Badan ringan.Mimpi
Rasulullah.Saya merasakan ada yang runtuh di diri saya. Ada benteng yang
jebol, dan saya mulai bisa mendengar suara dari kesunyian.
Klimaksnya, ketika saya pulang kampung ke
Sulawesi. Cuma disangui teman saya rokok Ardath sebungkus dan uang lima
ribu perak. Saya berjalan kaki dari Kediri sampai Pulau Banggai,
Sulawesi tengah. Demi Allah, Modal saya cuma rokok dan lima ribuan.
NB : ” Adegan ini jangan ditiru di rumah, karena cuma dilaksanakan oleh artis profesional”
Ha..ha..ha..
asli artikel : Randu Alam Syah
Tag: #pondok kencong #raudlatul ulum #alamat pesantren #kajian islami #nidhomiyah #aswaja #santri
0 Tinggalkan jejak:
Posting Komentar