Senin, 07 April 2014

Terlihat Seksi tidak harus Memperlihatkan Lekuk Tubuh


Untuk mengetahui pengaruh tubuh perempuan dengan otak seorang laki-laki, Steven Platek, ilmuwan neuro yang meneliti evolusi kognitif di Georgia Gwinnett College, Lawrenceville, Georgia, dan beberapa peneliti lainnya mengundang 14 laki-laki dengan usia rata-rata 25 tahun untuk melihat 7 pasang foto pinggul perempuan.
Menurut penelitian, di otak laki-laki, ketika melihat lekuk tubuh perempuan yang ramping dan seksi ternyata terjadi semacam reaksi kimia yang efeknya serupa saat seseorang meminum minuman beralkohol atau obat-obatan.

Untuk mengetahui pengaruh tubuh perempuan dengan otak seorang laki-laki, Steven Platek, ilmuwan neuro yang meneliti evolusi kognitif di Georgia Gwinnett College, Lawrenceville, Georgia, dan beberapa peneliti lainnya mengundang 14 laki-laki dengan usia rata-rata 25 tahun untuk melihat 7 pasang foto pinggul perempuan.
Melalui alat pemindaian, diketahui ketika melihat foto pinggang perempuan, bagian otak yang teraktivasi adalah bagian yang juga merespon ketika seseorang meminum alkohol dan obat-obatan. Hal ini tidak terlalu mengejutkan betapa evolusi manusia kini sudah membuat bentuk tubuh menarik perempuan menjadi hal yang mencandu.
Ironisnya, busana minimalis yang mempertontonkan sebagian besar tubuh perempuan dan busana ketat yang memamerkan lekuk tubuhnya, oleh mayoritas perempuan dianggap trend busana modern. Busana yang menutupi tubuhnya secara utuh dan sempurna dianggap kolot, primitif dan kampungan. Bukankah busana mimimalis budaya barat? Bangsa kita aneh, budaya sendiri diabaikan dan melestarikan budaya orang lain. Tapi ketika budaya sendiri dakui orang lain, bangsa kita berontak. Seperti kasus budaya busana batik yang sempat diakui Negara Malasyia.
Sesungguhnya, perempuan berpakaian minimalis dan ketat tidak ada tujuan lain kecuali ingin menunjukkan tubuhnya yang mulus, putih dan seksi, tanpa memperhatikan situasi dan kondisi.
Betulkah untuk menunjukkan tubuh seksi harus berpakain seperti itu? Tidak. Salah seorang karyawan swasta, Tedy Ardiansyah, mengatakan, “Terlihat seksi tidak harus dengan memperlihatkan lekuk tubuh. Tapi menampilkan kesan sopan dan menarik itu jauh lebih baik”.
“Perempuan berpakaian ketat memang kesannya seksi tapi terkadang juga bikin risih. Apalagi jika tidak sesuai dengan kondisi atau situasinya. Seksi tidak identik dengan memamerkan lekuk tubuh,” tambah Tedy.
Padahal, busana atau pakaian merupakan simbol harga diri dan kehormatan seseorang. Jika tidak percaya, datanglah ke pasar lalu copotlah pakaiannya di tengah-tengah keramaian. Tentu, harga diri orang itu akan hilang seketika dan jika dia seorang yang terhormat maka kehormatan itu akan tercopot pula.
“Jika perempuan ingin dihargai dan dihormati sebaiknya hargai dulu diri sendiri. Jangan salahkan jika ada beberapa perempuan yang berpakaian minim dan ketat digoda atau diganggu pria-pria di jalan. Dalam berperilaku bukan hanya mengedepankan estetika (keindahan) tapi tetap beretika dan dalam koridor aturan,” ungkap Hankam.


Share this article

0 Tinggalkan jejak:

Posting Komentar

 
Copyright © 2017 RAUDLATUL ULUM KENCONG • All Rights Reserved.
back to top